kievskiy.org

Alih Fungsi Lahan Sawah Akibatkan Hasil Panen Tidak Bisa Maksimal

EKSKAVATOR beroperasi di salah satu kompleks perumahan yang sedang dibangun di area persawahan di Kampung Linggarjati, Desa Jelegong, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu, 30 Januari 2019. Sejak 1991, alih fungsi lahan pertanian subur di Pulau Jawa mulai marak. Banyak lahan pertanian berubah menjadi perumahan, industri, perkantoran, jalan, dan sarana lainnya. Padahal, potensi pengembangan sawah beririgasi relatif terbatas.*­/ADE MAMAD/PR
EKSKAVATOR beroperasi di salah satu kompleks perumahan yang sedang dibangun di area persawahan di Kampung Linggarjati, Desa Jelegong, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rabu, 30 Januari 2019. Sejak 1991, alih fungsi lahan pertanian subur di Pulau Jawa mulai marak. Banyak lahan pertanian berubah menjadi perumahan, industri, perkantoran, jalan, dan sarana lainnya. Padahal, potensi pengembangan sawah beririgasi relatif terbatas.*­/ADE MAMAD/PR

YOGYAKARTA, (PR).- Dalam setahun, alih fungsi lahan pertanian produktif di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rata-rata mencapai 250 hektare lebih dalam setahun. Hal itu tentu saja menjadi kendala untuk meningkatkan hasil panen pertanian.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko, di Yogyakrta, Rabu, 13 Maret 2019. Alih fungsi lahan produktif pertanian itu tetap menjadi masalah meskipun sudah ada peraturan daerah yang mengatur itu.

"Kalau untuk jumlah panen padi, tahun ini mungkin tidak jauh beda dengan tahun lalu. Memang cara meningkatkan agak sulit, produktifitas sudah relatif tinggi, lahan kita yang memang berkurang. Kita memang tidak terlalu banyak menargetkan karena pertimbangannya lahan ini juga berkurang," ucapnya. 

Daerah yang paling banyak mengalami alih fungsi lahan adalah Sleman dan Bantul. Kebanyakan, lahan-lahan produktif ini dialihfungsikan sebagai perumahan, ruko, maupun yang lainnya.

"Yang berhak menentukan lokasi mana saja yang bisa dialihfungsikan adalah dari kabupaten. Kita sudah melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mengurangi pengalihfungsian lahan produktif," ujarnya.

Fasilitasi ketersediaan air

Selain koordinasi dengan kabupaten agar jangan semakin banyak lahan produktif dialihfungsikan, pihaknya juga masih berusaha untuk meningkatkan hasil pertanian. Caranya adalah dengan memfasilitasi petani dengan membuat jaringan irigasi baru bagi daerah yang mengalami kesulitan air di musim kemarau. 

“Kita buatkan embung-embung. Jadi yang tadinya sekali, bisa dua kali. Selain itu juga dengan mempercepat proses lahan. Artinya, dulu setelah panen dibiarkan dulu beberapa saat baru ditanami lagi. Kita cegah itu, harus langsung ditanami," ungkapnya.

Selain kedua hal itu, pengamanan produksi di lapangan juga dilakukan dengan gerakan pengendalian. "Ada gerakan pengendalian, konsentrasinya terhadap hama dan penyakit. Jadi setiap hari ada teman-teman dari kita yang terjun ke lapangan untuk mengecek itu, jangan sampai kena hama," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat