PIKIRAN RAKYAT - Melihat kerusakan dan banyaknya korban, seolah jika letusan Gunung Semeru tanpa ada pertanda alias terjadi tiba-tiba.
Tanda alam memang dirasakan warga sekitar, seperti yang paling mudah adalah melihat kualitas dan debit air di aliran sungai dari Gunung Semeru.
Akan tetapi besarnya kekuatan letusan seolah tidak bisa terprediksi. Lalu bagaimana kata ahli tentang letusan Gunung Semeru yang seolah tiba-tiba erupsi.
Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Prof Nana Sulaksana mengatakan, erupsi Gunung Semeru pada Sabtu lalu tidak mendadak atau tiba-tiba.
Baca Juga: Jawa Barat dan Pelayanan Berbasis HAM
Prof Nana Sulaksana menjelaskan, sebelumnya sudah terjadi letusan. Akan tetapi, letusan pada Sabtu lalu diakui Prof Nana Sulaksana cukup besar dan secara kebetulan curah hujan sedang tinggi.
“Letusan kemarin bukan tiba-tiba. Sudah terjadi letusan kegiatan magmatisme jauh sebelumnya. Saat kemari letusan memang besar, dan secara kebetulan bersamaan dengan curah hujan tinggi,” ungkap Nana dalam rilis pada Senin, 6 Desember 2121.
Lebih jauh Prof Nana Sulaksana menjelaskan tentang erupsi Gunung Semeru terjadi karena adanya dua gaya yang bekerja, yaitu endogen dan eksogen.
Baca Juga: Menangis, Oki Setiawan ke Ria Ricis: Dulu Sering WA, Sekarang Kehilangan
Gaya eksogen terjadi diakibatkan hujan ekstrem. Sedangkan gaya endogen lantaran aktivitas magma yang mendorong material vulkanik naik ke permukaan.