PIKIRAN RAKYAT - Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila (FHUP), Dr. Eddy Pratomo menyorot sikap Indonesia terhadap China yang mengeklaim Laut Natuna Utara merupakan wilayah geografis Negeri Tirai Bambu itu.
Salah satu sikap yang disorot yaitu konsistensi Indonesia dalam menanggapi permasalahan tersebut.
Sebelumnya, China melayangkan surat protes ke pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait pengeboran minyak dan gas (migas) di Laut Natuna Utara karena menganggap aktivitas tersebut merupakan wilayahnya.
China meminta supaya Indonesia menghentikan aktivitas pengeboran di Laut Natuna Utara.
Baca Juga: Pihak Universitas Brawijaya Buka Aib Kampus, Novia Widyasari Ternyata Pernah Dilecehkan Seniornya
Namun, hingga saat ini, pemerintah tidak menanggapi klaim China tersebut, tanggapan diberikan oleh salah satu anggota DPR yang menyatakan jika tidak akan menghentikan pengeboran migas di Laut Natuna Utara.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Eddy Pratomo menyoroti sikap pemerintah yang tidak memberikan tanggapan atas protes China.
Eddy menyebutkan jika pemerintah telah mengambil langkah yang tepat dan konsisten.
"Protes China tidak mengejutkan karena China memang sejak awal mengeklaim perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan landa kontinen melalui nine-dash line. Seperti diketahui, lokasi pengeboran berada di landas kontinen Indonesia tetapi juga berada di dalam nine dash-line," ujar Eddy.