kievskiy.org

Punya 300 Juta Penduduk, Indonesia Terancam Krisis Pangan di 2030

ILUSTRASI Panen padi.*
ILUSTRASI Panen padi.* /DOK. PIKIRAN RAKYAT

JAKARTA, (PR).- Negara-negara Asia termasuk Indonesia menghadapi ancaman krisis pangan pada 2030. Penggunaan teknologi perlu dilakukan di sektor pertanian untuk menambah efisiensi dan produktivitas lahan serta mengatasi masalah sumber daya manusia. 

Hal itu mengemuka dalam diskusi “Strategi dan Kebijakan Pertanian di Indonesia 2019-2024: Pembangunan Pertanian di Era Industri 4.0 dan Kesiapan Milenial Menuju Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan oleh Institute for Food and Agriculture Development Studies (IFADS) di Jakarta, Kamis 12 Desember 2019.

Hadir sebagai narasumber diskusi tersebut Presiden IFADS Iskandar Andi Nuhung, Head of Business Suistainability Syngenta Midzon Johannis, Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Indonesia Dadang, dan Founder Habibi Garden Irsan Rajamin. 

Baca Juga: Bukan untuk Menggaji Pengangguran, Presiden Jokowi Jelaskan Dua Tujuan Kartu Prakerja

Presiden IFADS, Iskandar Andi Nuhung mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kebutuhan pangan terbesar di dunia. Menurut dia, produksi pangan Indonesia sebenarnya menunjukan pertumbuhan cukup bagus.

"Namun ternyata pertumbuhan itu masih berada di bawah ekspektasi masyarakat, "ujarnya. 

Menurut Andi, Indonesia cukup sulit untuk melakukan perluasan lahan pertanian. Apalagi sebanyak 60 persen kebutuhan pangan disuplai oleh pulau Jawa yang padat penduduk. "Kita juga berhadapan dengan isu lingkungan hidup seperti pembabatan hutan untuk lahan pertanian," tuturnya. 

Oleh sebab itu, salah satu cara untuk menghindari krisis pangan tersebut adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi. "Selain itu, masyarakat juga perlu dilakukan edukasi untuk melakukan diversifikasi pangan, "ujarnya. 

Baca Juga: Ribuan Bumdes Tak Beroperasi, Presiden Jokowi Keluarkan Instruksi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat