PIKIRAN RAKYAT - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Yasonna Laoly menandatangani Perjanjian Bantuan Hukum Timbal Balik bersama Federasi Rusia pada Jum'at, 13 Desember 2019.
Perjanjian Bantuan Hukum Timbal Balik tersebut berkaitan dalam Masalah Pidana atau Mutual Legal Assistance (MLA) antara Republik Indonesia dengan Federasi Rusia di Moskow.
Perjanjian MLA RI - Rusia ini merupakan perjanjian ke-11 yang telah ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia beserta negara ASEAN lainnya.
Baca Juga: Gebrakan Nadiem Makarim untuk Mengganti Ujian Nasional Dinilai sebagai Terobosan Berharga
Perjanjian tersebut ditandatangani pula oleh negara lain, seperti Australia, Hong Kong, Tiongkok, Korea Selatan, India, Vietnam, UEA, Iran, dan Swiss.
Indonesia-Rusia memiliki sejarah panjang dalam hubungan diplomatik yang telah terjalin hampir 70 tahun yang lalu. Mengingat, Rusia saat ini merupakan salah satu negara paling berpengaruh di dunia baik secara politik dan ekonomi.
Perjanjian ini merupakan capaian kerjasama bantuan timbal balik pidana yang luar biasa dan menjadi keberhasilan diplomasi yang sangat penting bagi Republik Indonesia.
Seperti dilansir Tim Pikiran-Rakyat.com dari akun instagram resmi Kemenkumham RI yakni @kemenkumhamri, kerjasama yang terjalin antara Republik Indonesia dan Rusia diberbagai bidang penting untuk ditingkatkan, termasuk kerjasama di bidang hukum.
Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Masuk Daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia Versi Forbes
Saat ini, Rusia menjadi tujuan ekspor buah-buahan dan kopi dari Indonesia. Sebelumnya pada tahun 2018, Indonesia juga pernah mengekspor kapal cepat produksi Banyuwangi ke Rusia.