/photo/2020/01/18/1442967005.jpg)
PIKIRAN RAKYAT – Penderitaan Siti Nur Endah (41) dimulai usai melahirkan anak bungsunya empat tahun lalu.
Sampai usia anaknya menginjak 9 hari, keluarga Endah sempat melarang menengok anak yang baru dilahirkan.
Bahkan oleh keluarganya bayi tersebut sudah dipisahkan dengan ibunya.
Keluarga takut Endah shocked ketika dia harus dihadapkan dengan kelainan kulit sindrom kura-kura, yang dialami anak bungsunya, Muhammad Ridho Fauzi.
Baca Juga: Gagal Kuasai Tekanan, Langkah Praveen-Melati di Indonesia Masters 2020 Terhenti
"Pertama kali melihat anak yang baru saya lahirnya memang saya syok dan hampir pingsan. Ketika pertama kali menengok anak saya di ruang isolasi, kulitnya menghitam dan di sana-sini mengelupas. Saya hanya bisa beristigfar," kata Siti, warga Kelurahan Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Belakangan diketahui anak bungsunya yang sudah berusia 4 tahun ini, mengidap penyakit kulit langka. Ridho menderita sindrom Herlequin Ichthyosis atau biasa disebut dengan sindrom kulit kura-kura.
Endah juga harus bertahan di tengah ejekan masyarakat, karena kelainan pada anak bungsunya tidak diterima semua orang.
Baca Juga: PRAKIRAAN CUACA HARI INI: Sabtu 18 Januari 2020, Hujan Ringan akan Guyur Bandung pada Siang Hari
Bentuk bully atau ejekan yang ia terima ialah sebutan Ridho anak genderuwo.
“Jelas sangat sedih jika ada orang yang mengatai yang bukan bukan pada anaknya. Tapi kemungkin karena ketidaktahuan saja sehingga masyarakat hanya bisa mencemooh," katanya.
Penyakit Harlequin Ichthyosis adalah penyakit kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya mengalami pengerasan pada permukaan kulit akibat kadar keratin yang berlebihan.
Baca Juga: Ahsan-Hendra Kaget Bisa ke Semifinal Indonesia Masters 2020