PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 10 warga Jateng yang menjalani proses karantina di Natuna, sudah pulang ke rumah masing-masing. Mereka turun melalui beberapa pintu gerbang, yakni Bandara Ahmad Yani Semarang dan Adi Sucipto (Yogyakarta) dan melalui jalan darat.
Kepulangan mereka minta dirahasiakan dari awak media, itu atas permintaan yang bersangkutan.
"Mereka pulang Sabtu (15 Februari 2020) dan sudah berkumpul dengan keluarganya kembali," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo.
Baca Juga: Indramayu Masih Kebal dari DBD Disaat Daerah Lain Mulai Banyak yang Terjangkit
Ke 10 warga Jateng yang menjalani masa karantina, lima di antaranya, menumpang pesawat dan turun di Bandara Jendral Ahmad Yani, Semarang. Mereka dinyatakan sehat dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga.
Berdasarkan informasi, mereka menaiki maskapai Batik Air, penerbangan terakhir dari Halim Perdanakusuma dijadwalkan mendarat pukul 22.30, namun pesawat berstatus landing sekitar pukul 21.49 malam.
"Meskipun demikian, kelima orang ini tidak melewati pintu kedatangan, sebagaimana publik biasa turun," kata Yulianto
Baca Juga: Usai Kasus Suap yang Menjeratnya, Rudi Rubiandini Dibebaskan Lapas Sukamiskin setelah 7 Tahun
Kelima orang tersebut tak mau diliput oleh awak media. Namun ia memastikan, hal itu adalah permintaan pribadi dari mereka.
"Yang turun di sini (bandara Ahmad Yani) ada lima, dari Semarang ada dua, Kendal, Pati dan Sukoharjo. Sisanya ada yang turun di (bandara) Adi Sucipto (Yogyakarta) tiga orang, dua orang lagi naik kendaraan darat," terangnya.
Kepulangan ke 10 warga Jateng difasilitasi oleh Pemprov disediakan kendaraan untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun ada juga yang dijemput keluarganya.
"Tidak ada perlakuan khusus, wong mereka ini sudah dinyatakan sehat kok. Oleh karena itu jangan ada kekhawatiran," ujarnya.
Dari sisi kesehatan, Yulianto menyebut mereka sudah dinyatakan sehat dan merasa senang dapat menginjakan kaki di Jawa Tengah.
Terkait pengawasan secara medis, tetap dilakukan. Hanya saja, pengawasan tersebut tidak melekat. Bagi mereka yang mengalami sakit, diharapkan melapor ke dinas kesehatan terdekat.***