kievskiy.org

Erick Thohir Targetkan Kimia Farma Produksi 6 Juta Masker pada April 2020, Penambahan Bahan Baku Direncanakan Impor

Penumpang maskapai Wings Air menggunakan masker saat akan menaiki pesawat di Bandara Hang Nadim, Batam, Selasa (4/2/2020). Kesadaran masyarakat menggunakan masker tersebut untuk mengantisipasi tertular virus Corona, dikarenakan Batam dan Natuna menjadi lokasi transit dan observasi bagi 238 orang WNI dari Wuhan, Hubei, China. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz
Penumpang maskapai Wings Air menggunakan masker saat akan menaiki pesawat di Bandara Hang Nadim, Batam, Selasa (4/2/2020). Kesadaran masyarakat menggunakan masker tersebut untuk mengantisipasi tertular virus Corona, dikarenakan Batam dan Natuna menjadi lokasi transit dan observasi bagi 238 orang WNI dari Wuhan, Hubei, China. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz /M RISYAL HIDAYAT ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didorong memproduksi 6 juta masker kesehatan, pada April 2020, sebagai bagian dari pencegahan penyebaran wabah corona.

Saat ini, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, jumlah cadangan masker jadi di Kimia Farma, fluktuatif sesuai kebutuhan.

Misalnya, ketika ia mengecek jumlah masker di Cikini, Jakarta, stoknya aman.

Baca Juga: 4 Tips Diet Harian ala Istri Pangeran William, Kate Middleton

Tapi di Manado, Sulawesi Utara, ia mendapati kehabisan masker, sedangkan di Padang, Sumatera Barat, stok masker aman.

"Yang pasti pada Bulan April, itu bisa produksi enam juta masker hanya dari BUMN. Di Maret ini kita harus berusaha," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020, seperti dilansir Antara.

Menurut dia, bahan baku untuk pembuatan enam juta masker itu masih ada. Namun jika habis, direncanakan impor bahan baku, dari Tiongkok, dan Eropa.

Baca Juga: Upaya Buyback 12 BUMN, Erick Thohir Sebut Pihaknya Melawan Para Penggoreng Saham

"Sekarang Eropa juga kena wabah Corona, kita mesti cari dari India atau dari negara lainnya. Makanya ke depan, masalah bahan baku masker ini yakni bagian lapisan dalam yang kecil tersebut kita harus bisa membuatnya sendiri. Kenapa harus bergantung pada negara lain lagi," kata Erick di sela-sela peninjauan ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Sebelumnya PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengemukakan persediaan stok masker, hand sanitizer dan perlengkapan kesehatan lainnya aman serta tersedia untuk kebutuhan darurat atau emergensi.

Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo mengatakan bahwa pihaknya tidak melempar ke pasar, karena RNI bekerjasama dengan Kimia Farma sebagai BUMN pemerintah yang resmi.

Baca Juga: Dongkrak Perekonomian, Jalan Poros di Wilayah Garut Selatan Dibangun Sepanjang 3,6 Km

Terkait hand sanitizer dan peralatan-peralatan kesehatan lainnya, Dirut RNI tersebut memastikan stoknya aman serta tersedia.

RNI sendiri menyebut bahan baku lapisan dalam masker yang diimpor dari luar negeri merupakan komponen krusial dalam produksi masker. Pihaknya saat ini mendeteksi bahan baku lapisan dalam masker itu terdapat di Prancis.

Saat ini RNI sedang terus mengejar dan mengupayakan bahan baku tersebut, mengingat jika bahan baku sudah tersedia pihaknya bisa memproduksi ribuan masker dalam waktu satu jam.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat