PIKIRAN RAKYAT – Gempa bumi tektonik magnitudo 5,0, mengguncang wilayah Samudera Hindia di Selatan Pulau Jawa, Kamis 12 Maret 2020.
Gempa yang melanda sekitar pukul 15.03 WIB dirasakan warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) episentrumnya sangat dekat dengan sumber gempa dahsyat yang merusak Jawa 1937.
Baca Juga: Wabah Virus Corona, Gerai Makanan di Australia Sampai Terima Tisu Toilet Jadi Alat Pembayaran Pengganti Uang
Berdasarkan informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, menyebutkan, bahwa lokasi gempa berada di 8.99 Lintang Selatan (LS) - 110.60 Bujur Timur (BT) atau 106 kilometer Barat Daya Pacitan Jawa Timur pada kedalaman 15 kilometer.
Antara melansir, getaran gempa tersebut dirasakan di Pacitan, Ponorogo, Tulungagung (Jawa Timur), Bantul, Klaten, Wonosari (Gunung Kidul) dan Yogyakarta antara II-III MMI (Modified Mercalli Intensity), Cilacap, Trenggalek dan Purworejo antara I-II MMI.
Menurut seorang warga Bantul, Ujang, guncangan terasa sekitar RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Baca Juga: Biasa Berisi Orang Berkeringat, Benarkah Gym Simpan Risiko Lebih Besar Terinfeksi Virus Corona?
Manager Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Aka Luk Luk saat dikonfirmasi membenarkan bahwa getaran gempa tersebut dirasakan mayoritas warga Bantul, namun situasi masih aman tidak mengakibatkan kerusakan atau korban.
"Iya, banyak yang merasakan (getaran gempa), namun mandali (aman terkendali), Alhamdulillah," katanya.
Informasi dari BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Dan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Baca Juga: Kasus DBD Melonjak, Fogging Dilakukan Puluhan Titik di Sleman
Sumber gempa dahsyat yang merusak pada 27 September 1937.
"Lokasi sumber gempa ini sangat menarik karena sangat dekat dengan sumber gempa dahsyat yang mengguncang dan merusak di Pulau Jawa pada 27 September 1937," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Daryono, gempa dengan magnitudo 7,2 yang terjadi tahun 1937 skala dampaknya sampai VII-IX MMI dan menyebabkan 2.200 rumah roboh.***