kievskiy.org

17 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Ingatkan Pemda Waspada

FOTO ilustrasi gigitan nyamuk.*/SCIENCE PHOTO LIBRARY
FOTO ilustrasi gigitan nyamuk.*/SCIENCE PHOTO LIBRARY

PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan selain virus corona dinas kesehatan, pemerintah daerah diminta untuk  mewaspadai demam berdarah dengue (DBD).

"DBD merupakan ancaman nyata di Jateng, dan sudah banyak korbannya, oleh karena semua pihak harus  waspada," kata Ganjar saat kunjungan di Purwokerto beberapa saat lalu.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng,  hampir semua kabupaten/kota di provinsi tersebut ditemukan pasien DBD hingga awal Maret 2020, tercatat sebanyak  1.227 jumlah pasien penderita dan sebanyak 17  orang meninggal dunia.

Baca Juga: 5 Manfaat Lobak Merah bagi Tubuh, Salah Satunya Mendorong Kesehatan Pencernaan

 "DBD di Jateng telah menyebabkan sebanyak 17 orang meninggal dunia dengan jumlah penderita DBD pada periode Januari 2020  hingga awal Maret mencapai 1.227 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo saat dihubungi Kamis, 12 Maret 2020 di Semarang, Rabu, 12 Maret 2020.

Dia menambahkan, kasus  DBD merata di semua 35 kabupaten/ kota  di Jateng dengan jumlah pasien terbanyak di Kabupaten Cilacap dengan 146 kasus dan dua kematian. Kemudian Kabupaten Jepara 104 kasus, dan Kota Semarang 85 kasus.

Sementara di Kabupaten Purbalingga virus dengue  menyebabkan 70 orang pasien penderita di bawa ke rumah sakit dan 2 orang meninggal.

Baca Juga: Rutinitas Perawatan Kulit yang Wajib Dicoba untuk Kulit Kering

Sedangkan 17  kasus kematian karena DBD i 13 daerah di Jateng. yakni dua orang meninggal di kota Semarang dan Kabupaten Banyumas.
Menurutnya  jumlah korban jiwa serta dan pasein penderita akan terus bertambah jika tidak dilakukan antisipasi.

kemudian satu atau dua orang meninggal di Kabupaten Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Karanganyar, Rembang, Jepara, Temanggung, Batang, dan Tegal.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Hanung Wikanto mengatakan, sempai 9 Maret jumlah penderita sebanyak 70 kasus dan jumlah korban meninggal dua orang.

Baca Juga: Kementerian Pertanian Indonesia-Belanda Sepakat Jalin Kerja Sama, Prihasto : Kita Akan Membangun Transfer Teknologi

Keduanya adalah Dwi Nur  (19)  warga Kutasari dan Hanun Khaira Lubna (5) asal Siduraja. Korban meninggal karena  terlambat di bawa ke rumah sakit. Kemungkinan karena  dikira sakit demam biasanya sehingga korban dibawa dalam kondisi sudah kritis pasein sudah mengalami dengue shock syndrome.

"Pada pasien DB sudah muncul perdarahan atau bercak bercak merah. Sehingga mengakibatkan, tekanan darah sangat rendah dan menyebabkan shock, sehingga pasien meninggal, " terang Hanun Kamis.

DBD berjangkit di 7 desa dengan kasus terbanyak di desa/kecamatan Kutasari Diakui ke 7 desa sebelumnya daerah steril. Sedang wilayah endemik justru tidak muncul kasus karena  puskesmas dan aparat desa dibantu masyarakat genjar melakukan PSN.

Baca Juga: Kementerian Pertanian Indonesia-Belanda Sepakat Jalin Kerja Sama, Prihasto : Kita Akan Membangun Transfer Teknologi

Namun daerah yang tadinya steril justru saat ini muncul DBD karena tingkat kewaspadaannya kurang.

"Yang tadinya steril justru muncul, artinya bahwa saat ini tidak ada wilayah steril  DBD, yang ada locus kasusnya bergeser," terangnya.

Dikaui pada 2019 kasus DBD di Kabupaten Purbalingga cukup tinggi mencapai  532 kasus tersebar di 22 Puskesmas dan sebanyak  4 orang meninggal.

Baca Juga: Manfaat Mengikuti Ekstrakurikuler Paskibra, Salah Satunya Mengajarkan Disiplin

DKK melalui Puskesmas sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dengan membersihkan penampungan air, menutup penampungan air, serta mengubur barang bekas.


Sementara di Kabupaten Cilacap jumlah pasien DBD sampai minggu ke 10 20202 tercatat ada 146 kasus dan dua orang meninggal dunia. "Kasus DBD paling menonnjol di Kecamatan Kesugihan dan Nusawungu.

DBD justru banyak muncul di wilayah kota dan Cilacap Timur. Kalau Cilacap barat relatif aman,"kata  Dinas Kesehatan (Dinkes) Cilacap, dr. Pramesti Griana Dewi.

Baca Juga: Keuntungan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Siswa SMA

Menggerakan PSN terutama  penghujan ini, kalau memamg sudah cukup banyak kasus, kami dari dinas kesehatan melakukan penyelidikan epidemiologi kemudian jika memenuhi persyaratan maka dilakukan fogging.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat