kievskiy.org

Guru Besar Unpad: Akun Medsos Pro-Pemerintah atau Oposisi Tidak Selamanya Lempar Ujaran Kebencian

Ilustrasi ujaran kebencian.
Ilustrasi ujaran kebencian. /Dok. Pikiran Rakyat

PIKIRAN RAKYAT - Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Atwar Bajari, M.Si., melakukan riset mengenai fenomena ujaran kebencian pada komentar di media sosial di Indonesia, khususnya Facebook.

Secara singkat riset tersebut disampaikan Prof. Atwar pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu "Ujaran Kebencian dalam Kultur Media Sosial" yang diselenggarakan Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu, 29 Januari 2022.

Dalam melakukan riset, Atwar berfokus pada dua isu, yaitu seputar Pilpres 2019 serta penanganan pandemi Covid-19.

Ia menganalisis 11.504 komentar dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk melihat seberapa jauh ujaran kebencian tersebut muncul dalam ruang media sosial.

Baca Juga: Buya Yahya 'Turun Gunung' soal Wasiat Dorce Gamalama: Bukan Dihinakan Kemudian Dilaknat!

Di media sosial Facebook, Atwar menemukan bahwa ujaran kebencian dari kolom komentar suatu akun cenderung dua arah.

Sebagai contoh, ketika kelompok pro-pemerintah melemparkan satu isu tertentu, maka pihak lain, dalam hal ini oposisi, akan melawan isu tersebut.

"Jika saya perhatikan, komentar ini seolah-olah seperti obrolan yang secara langsung," ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Unpad pada 1 Februari 2022.

Menariknya, kendati status yang diunggah kelompok tersebut bersifat netral, atau tidak ada tendensi yang mengarah ke isu tertentu, komentar yang bernada ujaran kebencian tetap dapat ditemukan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat