kievskiy.org

Suara Dentuman Dihubungkan dengan Meletusnya Anak Krakatau, PVMBG: Hanya Suara Desis Saja

Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).*
Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).* /ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Gunung Anak Krakatau meletus pada Jumat 10 April 2020 dan menyemburkan abu vulkanik sekitar 657 meter di atas permukaan laut pukul 22.35 WIB.

Melalui pantauan kamera pengawas atau CCTV, Abu vulkanik gunung Anak Krakatu yang berwarna hitam dan abu-abu bergerak ke arah timur dengan ketinggian mencapai 500 meter dari dasar kawah.

Tak hanya itu, media sosial juga ramai dengan suara dentuman yang terdengar di sejumlah tempat dan banyak yang menghubungkannya dengan gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Meletus, Sejumlah Artis Mengaku Mendengar Suara Dentuman

Terkait suara dentuman yang dihubungkan dengan gunung Anak Krakatau yang meletus, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyebut suara dentuman yang ramai dibahas di media sosial bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

"Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan dihubungi di Jakarta, Sabtu

Dia mengatakan bahwa gunung Anak Krakatau yang terletak di selat sunda di wilayah Kabupaten Lampung Selatan itu hanya mengeluarkan semburan ketinggian berkisar 500 meter.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Meletus 2 Kali April 2020, Tinggi Kolom Abu Capai 500 Meter

Ia menyebut letusan yang terjadi pada Jumat 10 April 2020 malam juga bukan merupakan letusan eksplosif dan hanya semburan.

"Biasanya dalam jarak dua kilometer, kedengaran hanya suara desis saja," ujarnya pula.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat