kievskiy.org

Suami Ceritakan Kronologi Sakit Nuria, Perawat Positif COVID-19 yang Jenazahnya Ditolak

WARGA menyaksikan sejumlah karangan bunga berisi protes kepada oknum penolak pemakaman jenazah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Siwarak Suwakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (12/4/2020).
WARGA menyaksikan sejumlah karangan bunga berisi protes kepada oknum penolak pemakaman jenazah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Siwarak Suwakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (12/4/2020). /ANTARA FOTO/Aji Styawan ANTARA FOTO/Aji Styawan

PIKIRAN RAKYAT - Aksi penolakan jenazah COVID-19 di sejumlah daerah Indonesia masih kerap dilakukan oleh masyarakat.

Hal tersebut disebabkan rasa khawatir yang muncul karena takut ikut terpapar virus corona bila jenazah tetap dikebumikan di sekitar pemukiman warga.

Penolakan juga terjadi pada seorang perawat yang pernah bekerja di RSUP Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Nuria Kurniasih.

Baca Juga: Jelang PSBB, Pemkot Cimahi Gelar Rapid Test dan Swab Test Masif

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Youtube Najwa Shihab pada Rabu, 15 April 2020 suami dari Nuria, Joko Wibowo turut menjelaskan kronologi saat mengalami penolakan dari warga setempat.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Nuria Kurniasih hanya mengalami gejala seperti panas dan pusing pada awal kondisinya namun tak dicurigai terjangkit COVID-19.

Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit dr. Kariadi untuk pemeriksaan lebih lanjut, lalu segera melakukan perawatan di ruang rawat inap untuk pasien dengan penyakit umum.

Baca Juga: Ini Isi Lengkap Peraturan Gubernur Banten Tentang PSBB Tangerang Raya

"Tanggal 16 itu masuk di ruang rawat inap kemudian keluhan yang utama sebenarnya cuma panas sama pusing, di ruang perawatan biasa empat hari kemudian keluhan bertambah menjadi sesak dan pada akhirnya tanggal 21 itu harus dirawat di ruang isolasi karena dokter mencurigai adanya terkena COVID-19," ujar Joko Wibowo.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat