kievskiy.org

Marak Produksi Hazmat di Tengah Wabah Corona, Kemenkes Tegaskan Standar APD 'Coverall'

ILUSTRASI penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) tenaga medis.*
ILUSTRASI penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) tenaga medis.* /ANTARA ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT – Kelangkaan dan permintaan yang tinggi terhadap alat perlindungan diri (APD), menggugah industri ramai-ramai memproduksinya.

Salah satunya, lahir berbagai macam coverall, pakaian pelindung seluruh tubuh bagi tenaga medis.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan dua pedoman sebagai acuan standar bagi penanganan dan manajemen COVID-19.

Baca Juga: Perusahaan Jepang Kembangkan Inovasi Cat Antivirus, Diklaim Bisa Tangkal Virus Corona

"Isu kelangkaan APD ini telah mendorong banyak industri dalam negeri yang berniat baik turut berpartisipasi membuat coverall untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan," kata Sekretaris Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes drg Arianti Anaya, MKM, saat konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Jumat, 17 April 2020.

Bermacam-macam coverall, kata dia, dibuat dan dijual dengan berbagai variasi bentuk dan harga.

"Untuk mengantisipasi semakin banyaknya pembuatan coverall di masyarakat, tentunya kita harus memberi standar," katanya.

Baca Juga: 255.000 Pelanggan Listrik di Cimahi dan KBB Dapat Fasilitas Gratis dan Diskon 50 persen

Pertama, standar APD dalam manajemen konflik COVID-19, dan kedua, petunjuk teknis alat pelindung diri untuk menghadapi wabah COVID-19.

"Diharapkan standar pedoman ini bisa digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memilih APD yang dibutuhkan, dan juga kami mengharapkan industri bisa menggunakan pedoman ini sebagai acuan untuk membuat APD," katanya.

Kementerian Kesehatan menjelaskan penggunaan alat pelindung diri (APD) coverall disesuaikan dengan risiko penularan seiring dengan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.

Baca Juga: 46 Unit Yankes di Kabupaten Bandung Terima Bantuan APD dan Uang Tunai

"Jika tenaga kesehatan bekerja di area dengan infeksi yang sangat tinggi maka diharuskan menggunakan 'coverall' yang mampu menahan cairan, darah, droplet dan aerosol," kata dia.

Ia menjelaskan APD coverall memiliki spesifikasi menutup dari kepala hingga kaki sehingga penggunaannya sangat penting disesuaikan dengan tingkat risiko penularan.

Material yang biasa digunakan untuk coverall untuk melindungi tenaga kesehatan di risiko sangat tinggi, kata dia, biasanya dibuat dari nonwoven atau serat sintetis dengan pori-pori yang sangat kecil, yakni 0,2 sampai 0,54 mikron.

Baca Juga: Baim Wong dan Paula Verhoeven Akhirnya Ungkap Alasan Beri Nama Putranya Kiano Tiger Wong

"Tentunya, hal ini harus dibuktikan dengan hasil pengujian dari material yang digunakan di laboratorium yang terakreditasi," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat