PIKIRAN RAKYAT - Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen menceritakan kasus dugaan makar dan kepemilikan senjata api yang menjerat dirinya. Kivlan Zen mengaku dirinya dituduh membawa senjata dalam kasus makar.
Kivlan Zen divonis empat bulan lima belas hari penjara karena kasus kepemilikan senjata api ilegal dan aksi makar 21-22 Mei 2019.
Mantan Kepala Staf Kostrad ABRI itu mengaku ada yang tidak sesuai dengan tuduhan kepada dirinya terkait makar dan kepemilikan senjata api ilegal.
Baca Juga: Al Ghazali dan Alyssa Daguise Dikabarkan Sudah Nikah Siri, Ahmad Dhani: Bentuk Keseriusan
"Di dalam BAP, Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kepolisian kepada Jaksa bahwa saya diperiksa tanggal 21 Mei, lho bagaimana saya ditangkap tanggal 29, diperiksa tanggal 21. Gimana itu?," kata Kivlan Zen dalam tayangan YouTube Refly Harun, Rabu, 9 Februari 2022.
"Ada yang tidak matching-lah bahwa saya pertama otaknya tanggalnya 28 Mei, saya ditangkap 29. Kemudian SPDP tanggal 21 Mei 2019. Ini nggak benar ini," katanya.
Kivlan Zen menuturkan kepemilikan senjata itu hasil rekayasa untuk membunuh Wiranto hingga Luhut Binsar Pandjaitan, yang saat itu menjabat di pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Peringatan Anies Baswedan: Jumlah Kasus Covid-19 Berlipat, Tingkat Kematian Berpotensi Tinggi
"Rupanya dibuat laporan lah rekayasa semua tanggal, waktu, tempat Bahwa saya adanya senjata itu mau bunuh Wiranto, mau bunuh Luhut, Gories Mere, Budi Gunawan dan surveyor Yunarto Wijaya," ucap dia.
Dilaporkan Antara sebelumnya, Kivlan Zen disebut sebagai penyuruh enam tersangka aksi makar untuk membunuh empat tokoh pada tahun 2019 yakni Menkopolhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, staf khusus bidang intelijen Gories Mere, dan Kepala BIN Budi Gunawan.