kievskiy.org

Saat Dunia Sibuk Tangani COVID-19, Teroris Ramai-ramai Lakukan Serangan Termasuk di Indonesia

TIM Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri bersama tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) membawa sejumlah barang bukti saat penggeledahan rumah terduga teroris RF di Jalan Suryalaya Tengah, Gang III, Kelurahan Cijagra, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Rabu, 16 Oktober 2019. Sebelumnya Densus 88 Antiteror mulai dari hari Kamis hingga Senin 10-14 Oktober 2019, telah menangkap lima terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.*/ARMIN ABDUL
TIM Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri bersama tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) membawa sejumlah barang bukti saat penggeledahan rumah terduga teroris RF di Jalan Suryalaya Tengah, Gang III, Kelurahan Cijagra, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Rabu, 16 Oktober 2019. Sebelumnya Densus 88 Antiteror mulai dari hari Kamis hingga Senin 10-14 Oktober 2019, telah menangkap lima terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.*/ARMIN ABDUL /ARMIN ABDUL JABBAR ARMIN ABDUL JABBAR

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi COVID-19 diduga memberikan keuntungan bagi kelompok teroris. Pasalnya momen ini digunakan teroris untuk meningkatkan serangan dan merekrut anggota bari.

Hal tersebut disampaikan pengamat, Noor Huda Ismail, saat sesi seminar yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Jumat 8 Mei 2020.

Baca Juga: Hanya Rp7.000 Denda Tak Pakai Masker, Jika Diulangi Jadi Residivis

Penyebabnya, banyak kegiatan masyarakat beralih ke dunia maya saat pandemi dan bersamaan dengan itu, gerakan garis keras IS juga kian aktif menyebarkan seruan dan ajakan di Internet, khususnya ketika mereka kehilangan benteng pertahanan terakhir di Suriah.

Noor Huda memberi contoh IS sempat menyiarkan fatwa di dunia maya yang mendorong simpatisannya meningkatkan serangan teror selama pandemi.

Baca Juga: Viral di Medsos Mengaku Berpenghasilan Rp 1.500, Abah Tono Ternyata Punya Rumah Bertingkat dan Motor

"Ini sebetulnya fatwa yang disampaikan media mereka, An-Naba, artinya kabar berita. Intinya, saat negara-negara sibuk menghadapi pandemi, mari kita serang ramai-ramai.

Ini fatwa yang di dunia global, ternyata digunakan kelompok yang ada di Indonesia," terang Noor Huda, seorang pengamat teroris dan pembuat film dokumenter, menjelaskan pesan yang disampaikan IS ke simpatisannya via Internet.

Baca Juga: Christian Bekamenga Ungkap Keinginan Kembali ke Persib Bandung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat