kievskiy.org

Satgas IDI Buka Suara Soal Tuduhan Netizen 'Dicovidkan' Rumah Sakit: Heran, Masih Ada Saja

Ilustrasi alat tes Covid-19. Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban, buka suara terkait dengan adanya netizen yang menuding 'dicovidkan' oleh rumah sakit.
Ilustrasi alat tes Covid-19. Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban, buka suara terkait dengan adanya netizen yang menuding 'dicovidkan' oleh rumah sakit. /Pixabay/Alexandra_Koch Pixabay/Alexandra_Koch

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, memberikan tanggapan terkait tuduhan netizen yang mengatakan 'dicovidkan' oleh rumah sakit.

Melalui cuitan akut Twitter miliknya, Zubairi Djoerban mengaku heran atas peristiwa yang terjadi.

“Heran, masih ada saja orang yang asal tuduh dicovidkan oleh rumah sakit,” ujar Ketua Satgas Covid-18 IDI tersebut, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter @ProfesorZubairi pada Selasa 22 Februari 2022.

Di samping itu, Zubairi Djoerban menjelaskan, pelaksanaan rapid antigen ulang dan PCR merupakan langkah prosedur yang lumrah untuk dilakukan.

Baca Juga: Isi Wasiat Dorce Gamalama Buat Saudara Kandung Meradang, Seluruh Warisan Jatuh ke Tangan Anak Angkat?

Dikatakan olehnya, pelaksanaan rapid antigen ulang dan PCR dilakukan untuk mempertimbangkan kondisi pasien terkait gejala batuk, sesak, hipertensi, dan asma.

“Meski hasil swab rapid antigen di awal negatif ya harus dites kembali, apalagi sudah lima hari, baik itu tes antigen maupun PCR,” katanya.

Dalam cuitannya, dia juga menambahkan bahwa beberapa gejala Covid-19 dan yang sudah selama satu minggu memungkinkan virus bertambah banyak dan baru terdeteksi.

Kasus seperti itu menurutnya seringkali ditemukan dan diperlukan pemeriksaan ulang untuk memastikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat