kievskiy.org

Sejarawan Jelaskan Soeharto Jadi 'Bintang Pertempuran' di Serangan Umum 1 Maret 1949: Dari Film Janur Kuning

Sultan Hamengkubuwono IX (kiri) dan Presiden Soeharto dalam rapat Paripurna pertama Kabinet Pembangunan di gedung Bina Graha, Jakarta, 19 Juni 1968.
Sultan Hamengkubuwono IX (kiri) dan Presiden Soeharto dalam rapat Paripurna pertama Kabinet Pembangunan di gedung Bina Graha, Jakarta, 19 Juni 1968. /Dok. Perpustakaan Nasional


PIKIRAN RAKYAT - Keppres No 2 Tahun 2022 ramai dibicarakan setelah diteken Presiden Jokowi. Keppres ini kemudian menjadi sorotan setelah tidak mencantumkan nama Soeharto sebagai tokoh yang berperan dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Keppres No 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara hanya mencantumkan nama-nama seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sultan Hamengku Buwono IX dan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Sejarawan Hendi Jo menjelaskan Soeharto menjadi 'bintang pertempuran' di Serangan Umum 1 Maret 1949 sejak adanya film Janur Kuning dan novel Merdeka Tanahku Merdeka Negeriku.

Baca Juga: Baru Balapan Perdana, Tim Balap Asal 'Indonesia' Langsung Rebut Start Posisi Depan MotoGP Qatar 2022

"Sejak kapan Pak Harto jadi 'bintang pertempuran' di Serangan Umum 1 Maret 1949? Ya saya pikir sejak ada film Janur Kuning (1979) dan novel sejarah-nya Pak Purnawan Tjondronegoro (Merdeka Tanahku Merdeka Negeriku) yang juga terbit pada 1979," kata Hendi Jo kepada Pikiran-rakyat.com, Minggu, 6 Maret 2022.

"Jauh sebelumnya film yang mengisahkan tema yang sama yakni Enam Djam di Jogja (1951) tak menonjolkan peran Overste Soeharto," katanya.

Menurut Hendi Jo, Serangan Umum 1 Maret 1949 itu adalah 'proyek keroyokan', sehingga banyak tokoh berperan.

"Di situ ada peran Pak Dirman, Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Kolonel Bambang Sugeng (atasan langsung Pak Harto), Kolonel T.B. Simatoepang dan Overste Wiliater Hutagalung (perwira teritorial Markas Besar Tentara). Ketika Hari-H-nya tentu saja ada nama Pak Harto, orang yang diperintahkan oleh Pak Bambang Sugeng sebagai "pimpro" di lapangan," kata dia.

Baca Juga: Roundup: Fadli Zon Sebut Soekarno-Hatta Tidak Berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

Hendi Jo mengatakan jika ingin menyebut nama Soeharto dalam Keppres No 2 Tahun 2022 maka harus ada nama-nama lain juga seperti Mayor Sardjono, Mayor Vence Sumual hingga Mayor Kahar Muzakar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat