kievskiy.org

Klarifikasi PRMN: Jadi yang Terkotor, Bupati Ipuk Fiestiandani 'Sulap' Kondisi Banyuwangi Lewat Festival

Festival Kaliku Bersih Banyuwangi.
Festival Kaliku Bersih Banyuwangi. /Banyuwangitourism.com

PIKIRAN RAKYAT - Sempat dinobatkan sebagai Kota/Kabupaten Terkotor di Jawa Timur, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berhasil menyulap wilayahnya melalui gelaran festival.

Pada masa kepemimpinannya ini, dia diketahui membuat berbagai gelaran festival untuk masyarakat Banyuwangi.
 
Bukan tanpa alasan, festival-festival itu digelar untuk mengubah pola pikir masyarakat.
 
Salah satu tujuan diadakannya festival tersebut adalah untuk merubah perilaku masyarakat Banyuwangi dalam hal kebersihan.
 
 
Pasalnya, sebelum berbagai festival itu hadir, Banyuwangi sempat dinobatkan sebagai daerah terkotor di Jawa Timur.
 
"Perubahan perilaku, kalau dulu sebelum ada Banyuwangi Festival, sebelum Banyuwangi terkenal dengan tempat wisatanya, itu Banyuwangi menjadi Kota terkotor loh di Provinsi Jawa Timur, di tahun 2010," kata Ipuk Fiestiandani dalam dialog bertajuk 'Klarifikasi Bersama Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani', (waktu belum ditentukan).
 
Dia menuturkan bahwa dengan adanya festival di Banyuwangi, masyarakat setempat diajak untuk melakukan perubahan.
 
"Dengan konsep Banyuwangi Festival, kita ajak masyarakat untuk berubah, untuk merubah mindset mereka juga," ujar Ipuk Fiestiandani.
 
 
"Kita buat yang namanya festival toilet bersih, kita buat yang namanya Kaliku Bersih," ucapnya menambahkan.
 
Beragam festival yang digelar Pemkab Banyuwangi itu pun sukses merubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik.
 
"Dan ini sudah beberapa daerah yang menjadi tempat dilaksanakannya Banyuwangi Festival, benar-benar berubah," kata Ipuk Fiestiandani.
 
Sebagai contoh, dia membeberkan perubahan perilaku masyarakat di salah satu daerah di Banyuwangi, yakni Muncar.
 
 
"Contohnya aja dulu Muncar, Muncar itu dulu sangat terkenal dengan wilayah yang kotor, sampah lautnya luar biasa karena ini juga daerah industri perikanan jadi sampah, limbahnya itu sangat luar biasa," tutur Ipuk Fiestiandani.
 
"Tapi dengan adanya Banyuwangi Festival, kita buat di sana, menjadi salah satu start-nya Tour de Ijen, lambat laun perilaku mereka jadi berubah, mindset-nya masyarakat jadi berubah," katanya menambahkan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat