PIKIRAN RAKYAT – Relawan Anies Baswedan kini sedang dijadikan samsak dalam kasus penyerangan Ade Armando.
Pasalnya kelompok pendukung calon presiden potensial di Pemilu 2024 itu dituding menjadi sebab bonyoknya Ade Armando di lokasi demo mahasiswa, 11 April 2022.
Spekulasi muncul setelah Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie membahas beredarnya tangkapan layar percakapan grup WhatsApp penuh provokasi, yang diduga milik Relawan Anies Baswedan.
Isu kemudian melebar, dengan tudingan bahwa relawan tersebut terdiri dari gabungan mantan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Baca Juga: Simak Jadwal dan Lokasi Rekayasa Lalu Lintas Jelang Mudik Lebaran 2022
Pengamat politik Rocky Gerung lantas menyebut tudingan ini sebagai sikap konyol yang tidak perlu. Terutama saat Indonesia memiliki masalah vital seperti hutang yang seharusnya jadi prioritas.
“Entah dari mana muncul ide bahwa Indonesia akan jatuh jadi negara khilafah kalau Jokowi tidak jadi presiden. Yang jelas Indonesia sudah jatuh pada jebakan hutang hari ini, jatuh pada kesulitan ekonomi,” ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Rocky Gerung Official.
Menurut Rocky, fenomena itu muncul disebabkan oleh penguasa yang tidak memahami bahwa bangsa Indonesia didesain untuk hidup majemuk.
Baca Juga: Kasus Korban Begal Jadi Tersangka, Bareskrim Polri Beri Saran pada Kapolda NTB
Dia menyebut organisasi seperti FPI dan HTI mewakili kemajemukan. Langkah pemerintah memberangus keduanya adalah bukti keawaman itu.