kievskiy.org

Pemuda Kita Mendambakan Karpet Merah Seperti yang Dirasakan BJ Habibie Saat Zaman Soeharto

BJ Habibie.
BJ Habibie. /Dok. Pikiran Rakyat

PIKIRAN RAKYAT - Jika ingin hidup enak, Bacharuddin Jusuf Habibie bisa saja tetap tinggal di Jerman kala Presiden Soeharto menawarinya kembali ke Indonesia untuk mengabdi pada bangsa.

BJ Habibie saat itu sudah menjabat Wakil Presiden dan Direktur Messerschmit BoelkowBlohm (MBB) Jerman.

Kiprahnya di MBB pada kurun 1965-1978 membuatnya menjadi salah satu pemegang rahasia militer NATO.

Pasalnya, BJ Habibie turut terlibat dalam berbagai proyek teknologi tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu. Namun, BJ Habibie memilih memenuhi tawaran Soeharto pulang pada 1974.

Baca Juga: 6 Anak Muda Berprestasi Kebanggaan Indonesia, Berjaya dalam Sepi

Baca Juga: Negara Bikin Talenta Bangsa Kecewa, Banyak Orang Cerdas dan Bebakat Enggan Pulang

”Untuk langkahnya ini, ia harus meninggalkan jabatannya di MBB, yang dari segi penghasilan sangat menguntungkan,” kata Dr. Dedi Supriadi dalam bukunya, B.J Habibie, Soemitro Djojohadikusumo & H.B Jassin: Potret Kehidupan dan Kepribadian.

Di Jerman, BJ Habibie memiliki rumah besar, mobil, penghasilan tinggi hingga bisa berlibur dan bepergian ke mana saja dengan biaya perusahaan.

Sementara di Indonesia, jabatan awal BJ Habibie hanya Penasihat Direktur Utama Pertamina dalam bidang Teknologi Maju.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat