kievskiy.org

Resiliensi Bencana, Indonesia Bersama 185 Perwakilan Negara Sepakati Tujuh Agenda

Ilustrasi bencana alam.
Ilustrasi bencana alam. /JAYA KUSUMA/ANTARA ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Resiliensi bencana, Indonesia bersama 185 perwakilan negara sepakati tujuh agenda Bali pada Forum The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.

Rekomendasi tersebut lahir melalui rangkaian agenda pertemuan yang mempertemukan seluruh delegasi dari berbagai negara di Bali Nusa Dua Conventions Center (BNDCC), Bali yang telah berakhir tadi malam.

Selama pertemuan, Indonesia telah mendorong peningkatan kerja sama internasional. Kolaborasi tersebut diharapkan berjalan berdasarkan prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko.

GPDRR ke-7 ini mengangkat tema besar "From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a Covid-19 Transformed World." Sebagai tuan rumah, Indonesia mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Menuju Resiliensi Berkelanjutan.”

Baca Juga: Mengenal Abbas Ibn Firnas, Ilmuwan Muslim yang Menjadi Manusia Terbang Pertama di Dunia

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyimpulkan pembahasan dalam rangkaian agenda tersebut.

"Presiden Indonesia sebagai tuan rumah mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam manajemen risiko bencana melalui kolaborasi berdasarkan prinsip-prinsip penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko. Kedua, investasi pada sains teknologi," kata Suharyanto saat upacara penutupan GPDRR di BNDCC, pada Jumat malam, 27 Mei 2022.

Platform Global ini merupakan seruan bagi negara-negara untuk mempercepat implementasi seluruh prioritas Kerangka Sendai guna menghentikan laju peningkatan dampak dan risiko bencana.

Baca Juga: Sepekan Jelang Balap Formula E Jakarta, Atap Tribun Penonton Ambruk

Suharyanto menambahkan, rekomendasi utama yang dihasilkan adalah penerapan pendekatan “Think Resilience” pada semua bentuk investasi dan pengambilan keputusan, mengintegrasikan kebijakan pengurangan risiko bencana melalui pendekatan Pentaheliks.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat