kievskiy.org

Spesimen Lesi Kulit Disebut Lebih Ampuh Konfirmasi Cacar Monyet, PB IDI Beri Penjelasan

Ilustrasi pemeriksaan spesimen lesi kulit di laboratorium.
Ilustrasi pemeriksaan spesimen lesi kulit di laboratorium. /Pexels/Karolina Grabowska

PIKIRAN RAKYAT – Cacar monyet diduga telah masuk ke Indonesia, tepatnya di Jawa Tengah.

Saat ini, telah dilakukan pemeriksaan laboratorium kepada satu pasien berstatus suspek cacar monyet tersebut dengan pemeriksaan tenggorok atau orofaring, dan hasilnya negatif.

Namun, dikutip Pikiran-Rakyat.com melalui Antara, Ketua Satgas Cacar Monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari, mengungkapkan, terdapat cara lain yang lebih optimal untuk mendiagnosis cacar monyet.

Baca Juga: Beda dengan Syekh Zaki, Kak Cepy Beri Pandangan Berbeda Soal Masalah Tasyi Athasyia dan Tasya Farasya

“Lesi kulit itu yang paling tinggi sensitivitasnya jika dibandingkan dengan pemeriksaan orofaring (tenggorok),” ujarnya.

Lesi merupakan kerusakan atau ketidaknormalan jaringan di dalam tubuh, seperti pada kulit atau organ.

Ketua Satgas tersebut meneruskan, bahwa cara pengambilan sampel menentukan keberhasilan pada pemeriksaan spesimen lesi kulit. Diketahui, jumlah virus yang terdeteksi akan lebih mudah ditemukan jika menggunakan lesi baru.

Baca Juga: Komnas HAM Belum Yakin Ada Dugaan Pelecehan Seksual di Kasus Kematian Brigadir J

Menurut WHO, sampel lesi kulit harus disimpan dalam tabung yang kering dan steril (tanpa media transfer virus) dan diusahakan tetap dingin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat