PIKIRAN RAKYAT - Jenderal Hoegeng merupakan salah satu teladan dan tokoh kepolisian yang dikenal sangat jujur.
Dia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 dengan masa tugas dari tahun 1968 sampai 1971, tepatnya pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Hoegeng dikenal menolak keras untuk disuap. Menurutnya, lebih baik hidup melarat daripada bergelimang harta hasil suap.
Berkat kegigihannya menolak suap, nama Hoegeng diabadikan dalam humor Gus Dur yang sangat terkenal, "Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng."
Dihimpun Pikiran-Rakyat.com dari laman Perpusnas, berikut profil dan rekam jejak Jenderal Hoegeng:
Jenderal (Purn.) Dr. Hoegeng Imam Santoso lahir di Pekalongan Jawa Tengah pada 14 Oktober 1921, dan meninggal pada 14 Juli 2004.
Selama berkarier, Hoegeng sudah meraih berbagai penghargaan. Mulai dari Bintang Gerilya, Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara, Bintang Kartika Eka Paksi Tingkat I.
Selain itu, Panglima Setya Kota, Sapta Marga, Prasetya Pancawarsa, Satya Dasawarasa, Yana Utama, Penegak, hingga Ksatria Tamtama.