kievskiy.org

Jika Harga BBM Tak Naik, Sri Mulyani Sebut Subsidi Bisa Bengkak Jadi Rp698 Triliun

Sri Mulyani menyebut subsidi energi akan melebar menjadi Rp198 triliun jika pemerintah tidak segera menaikkan harga BBM subsidi seperti Pertalite.
Sri Mulyani menyebut subsidi energi akan melebar menjadi Rp198 triliun jika pemerintah tidak segera menaikkan harga BBM subsidi seperti Pertalite. /Antara/Andreas Fitri Atmoko

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak dinaikan maka anggaran subsidi tidak akan cukup.

Jika harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tidak dinaikkan, maka anggaran subsidi berpotensi melebar hingga Rp198 triliun.

“Kita perkirakan subsidi harus nambah bahkan mencapai Rp198 triliun. Kalau kita tidak menaikkan BBM,” ungkap Sri Mulyani.

Adapun subsidi terakhir dinaikkan pada Juli menjadi Rp502,4 triliun. Kenaikan itu diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022.

Baca Juga: Markasnya Digeruduk Ratusan Purnawirawan TNI, Sumpah Kapolsek Cimahi: Tidak Ada Niat Ingin Mendamaikan

Kenaikan tersebut dilakukan sebagai konsekuensi agar harga BBM, LPG dan tarif listrik tidak naik di tengah melonjaknya harga energi dunia.

“Jika tidak dilakukan apa-apa, tidak dilakukan pembatasan maka (subsidi) Rp502 triliun tidak akan cukup. Nambah lagi bisa mencapai Rp698 triliun,” kata Menkeu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Selasa, 23 Agustus 2022.

Kenaikan subsidi energi itu pun dilakukan dengn asumsi Indonesia Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia dipatok sebesar 100 dolar per barel, dengan kurs Rp14.450 per dolar AS, dan volume 23 juta kiloliter hingga akhir tahun 2022.

Di sisi lain, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa harga minyak mentah justru mengalami kenaikan, bahkan melebihi 100 dolar per barel, yang artinya melemah sekitar empat persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat