kievskiy.org

Peneliti Unpad: Belajar dari Kasus Brigadir J, Indonesia Butuh Sistem Autopsi Mayat Independen

Ilustrasi autopsi, simak saran peneliti soal kasus Brigadir J, ia menyebut perlunya sistem autopsi mayat independen.
Ilustrasi autopsi, simak saran peneliti soal kasus Brigadir J, ia menyebut perlunya sistem autopsi mayat independen. /Pixabay/Clker-Free-Vector-Images Pixabay/Clker-Free-Vector-Images

PIKIRAN RAKYAT – Peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad), Yoni Syukriani, menyebut ada hal yang bisa dipelajari dari kasus Brigadir J.

Brigadir J diketahui tewas dalam aksi dugaan pembunuhan berencana yang didalangi Ferdy Sambo yang sudah dipecat dari Polri.

Untuk mencari pembuktian atas kasus tersebut, jasad Brigadir J pun dilakukan autopsi oleh ahli forensik.

Belum lama ini Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) telah menyerahkan hasil autopsi ulang kedua dari korban pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Diduga Diasingkan Keluarga Saat Berniat Rayakan Ulang Tahun Ibunya, Tasyi Athasyia: Zonk!

Disebutkan bahwa hanya ada lima luka tembak peluru, empat luka keluar, dan tidak ada penyiksaan pada tubuhnya.

Apa kata peneliti soal kasus tersebut?

Dosen bidang Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal dan bidang Bioetika Humaniora, Unpad, Yoni Syukriani, menyebut kontroversi autopsi ulang adalah masalah serius.

“Masalah kontroversi otopsi ulang jasad itu hanya pucuk dari gunung es masalah serius kedokteran forensik di Indonesia selama bertahun-tahun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat