PIKIRAN RAKYAT – Isu harga bahan bakar minyak (BBM) yang diombang-ambing antara naik atau turun sejak Agustus kemarin akhirnya resmi naik pada 3 September 2022.
Masyarakat dari berbagai kalangan seketika gusar dan menyampaikan protes lewat berbagai media.
Pengamat ekonomi Universitas Jember, Adhitya Wardhono, menjelaskan, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan pemerintah mengenai dampak kenaikan harga BBM.
“BBM bersubsidi menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan negara," tuturnya, Senin 5 September 2022.
Baca Juga: Terungkap! Motif Asli Ferdy Sambo Akhirnya Dibongkar Bharada E dalam Asesmen, LPSK: Iya, Sebaiknya..
"Solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah meningkatkan kualitas maupun kuantitas layanan transportasi publik dan mematok harga yang tidak terlalu mahal,” ujar dia menambahkan.
Dia menilai, dalam jangka panjang, kenaikan harga BBM bisa merangsang inovasi dan memaksa transisi untuk beralih pada energi alternatif yang lebih murah.
Namun dalam jangka pendek, berdampak berat bagi masyarakat kelas bawah dan menengah yang bergantung pada transportasi saat melakukan aktivitas sehari-harinya.
Menurutnya, hal tersebut akan berimbas pada biaya pengeluaran.