kievskiy.org

Mencari Akal Sehat Pemerintah, Pengamat: Ada 'Durian Runtuh', Malah Menaikkan BBM

Ilustrasi Demo Tolak Kenaikan BBM.
Ilustrasi Demo Tolak Kenaikan BBM. /Antara/Makna Zaezar

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengkritik pemerintah atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Anthony menilai bila saat ini pemerintah tengah berbisnis dengan rakyatnya sendiri saat roda ekonomi belum sepenuhnya pulih.

Menurut dia, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM ketika tren harga minyak dunia turun, praktis melukai hati masyarakat.

Terlebih hematnya, 'harga' untuk mencabik-cabik perasaan publik tak seberapa dibanding dengan apa yang negara peroleh dari sektor-sektor lain.

Baca Juga: Viral Foto Vladimir Putin Tersenyum Riang ke Menteri Pertahanan Rusia di Tengah Latihan Militer, Ada Apa? 

"Harga pertalite yang naik Rp2.350 per liter x sisa konsumsi tahun ini anggap 10 juta KL = Rp23,5 triliun," kata Anthony Budiawan.

"Sedangkan harga solar naik Rp1.650 per liter x sisa konsumsi 5 juta KL = Rp8,25 triliun. Inikah nilai menyakiti hati masyarakat, nilai keadilan: hanya Rp31,75 triliun?," ujarnya lagi.

Berdasarkan data yang dia peroleh, per Juli 2022 kemarin, pendapatan negara melonjak usai beberapa komoditas naik.

Dikatakan Anthony, setidaknya negara mengantongi Rp519 triliun (50,3%) dari harga-harga pangan yang meroket.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat