PIKIRAN RAKYAT - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri menilai alat pendeteksi kebohongan (lie detector) tidak sepenuhnya bisa dipercaya.
Pernyataan itu Reza lontarakan dalam menanggapi soal pemeriksaan 5 tersangka dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J).
Reza mengatakan bahwa kebohongan akan bisa diketahui setelah manusia melakukan perbandingan antara kenyataan dengan pernyataan.
Sementara itu, kata Reza, tidak ada seorangpun, termasuk operator lie detector, yang mengetahui kejadian di TKP pembunuhan Brigadir J.
"Alih-alih mengukur perbandingan antara pernyataan dan kenyataan, alat ini (lie detector) mengukur perubahan-perubahan fisiologis manusia ketika berhadapan dengan pernyataan atau pertanyaan tertentu," kata Reza.
Diketahui, lie detector hanya bisa mendeteksi kebohongan melalui perubahan-perubahan fisiologis seperti kucuran keringat, pupil mata yang membesar, detak jantung yang semakin kencang, dan suhu badan yang meninggi.
Maka dari itu, Reza menuturkan bahwa perubahan-perubahan fisiologis tidak mutlak menjadi tanda-tanda orang sedang berbohong.
Menurut Reza, detak jantung yang bertambah kencang bisa disebabkan beberapa faktor seperti saat olah raga, sakit demam, bahkan ketika sedang terintimidasi.