kievskiy.org

Sengkarut Kenaikan Harga BBM, Empati Pemerintah kepada Rakyat Dipertanyakan

Ilustrasi aksi demo.
Ilustrasi aksi demo. /ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat/am. ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat/am.

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat ekonomi, Anthony Budiawan mempertanyakan empati pemerintah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Pada 3 September 2022, pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi.

Harga solar dibanderol Rp6.800 per liter, pertalite Rp10.000 per liter, dan pertamax Rp14.500 per liter.

"Konsumsi pertalite sekitar 23 juta KL, dengan harga Rp7.650 per liter, pemerintah daerah dan pusat mendapat pajak (PBBKB 5% dan PPN 11%) Rp24,27 triliun. Di tengah kesulitan inflasi dan harga minyak mentah yang tinggi, pemerintah seharusnya bebaskan pajak BBM tersebut," kata Anthony Budiawan.

Baca Juga: Tuntut Harga BBM Turun, Buruh Ancam Mogok Nasional dan Lumpuhkan Ekonomi

Kenaikan harga (BBM) bersubsidi tersebut sontak mendapatkan respons yang kebanyakan negatif dari masyarakat.

Akibat kenaikan (BBM) bersubsidi tersebut, banyak pihak yang kemudian melakukan aksi demo di 34 provinsi, bahkan secara serentak.

Kenaikan (BBM) bersubsidi juga menimbulkan efek domino terhadap harga barang dan jasa.

Beberapa kebutuhan pokok sudah mulai naik harganya akibat kenaikan (BBM) bersubsidi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat