kievskiy.org

Peneliti Indef Sebut Kenaikan Tarif Ojol Bisa Picu Inflasi Meningkat, Ini Penjelasannya

Ilustrasi tarif ojol yang naik, ada inflasi yang juga bisa naik menurut peneliti Indef, simak penjelasannya.
Ilustrasi tarif ojol yang naik, ada inflasi yang juga bisa naik menurut peneliti Indef, simak penjelasannya. /ANTARA/Fauzan ANTARA/Fauzan

PIKIRAN RAKYAT – Peneliti Indef (Institute for Development of Economics Finance) Nailul Huda mengatakan kenaikan tarif ojek online (ojol) akan memicu peningkatan inflasi.

Hal ini disebabkan sektor transportasi telah menjadi penyumbang inflasi tertinggi kedua setelah makanan, minuman, dan tembakau.

“Inflasi kita saat ini cukup tinggi di 4,69 persen (Agustus 2022). Adanya kenaikan BBM dan diikuti dengan kenaikan transportasi bisa mengerek inflasi jauh tinggi lagi,” tutur Nailul dalam paparan Rilis Survei Nasional Polling Institute.

Nailul mengatakan, sebelumnya Indef telah memperkirakan jika kenaikan tarif ojol bisa memicu kenaikan inflasi hingga dua persen.

Baca Juga: Arema FC vs Persib: Bersatunya Aremania dan Bobotoh hingga Luis Milla Girang

Secara makro, kondisi ini diprediksi akan mengurangi PDB (Produk Domestik Bruto) hingga Rp1,76 triliun dan menyebabkan gaji atau upah tenaga kerja nasional secara riil turun hingga ke angka 0,0094 persen.

Peneliti Indef itu juga menuturkan, menurunkan pendapatan usaha sebesar 0,0107 persen juga akan berpotensi pada penurunan jumlah tenaga kerja sebesar 14 ribu jiwa.

Hal itu bahkan akan berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin, dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman ANTARA.

Sementara itu, jika kenaikan ojol mendorong kenaikan inflasi nasional hanya di angka 0,5 persen, maka pengurangan PDB diprediksi Rp436 miliar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat