PIKIRAN RAKYAT - Jika aksi Bjorka bisa diukur dengan intensitas tertentu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian menilai ulah sang hacker masih tergolong dalam klasifikasi tingkat rendah.
Nama Bjorka belakangan ramai dielu-elukan setelah tingkahnya membocorkan data pribadi sejumlah tokoh viral di media sosial.
Anehnya bak disuguhi pertunjukan, fenomena peretasan yang semestinya masuk ke dalam cybercrime ini justru mendapat sambutan hangat dari segelintir golongan.
Di sisi lain, meski Bjorka mengklaim telah meretas jutaan data penduduk Indonesia, Hinsa Siburian menyebut hal itu tidak perlu diributkan.
Baca Juga: Tak Perlu Biaya Mahal, Berikut 14 Bahan yang Bisa Perbaiki Rambut Rusak
"Kalau dilihat dari kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya," kata Hinsa.
Pasalnya menurut sang Kepala BSSN, data yang diambil Bjorka ada yang valid ada juga yang tidak.
Selain itu, ada validitas yang memiliki masa berlaku untuk menentukan apakah data tersebut merupakan informasi penting atau data terbaru.
"Setelah ditelisik, ini ada juga datanya berulang. Jadi, saya tidak katakan semuanya tidak valid, tapi ada juga valid, tapi juga ada masanya waktunya," ucapnya.