kievskiy.org

Saluran Air Kuno Jaman Batavia yang Dibangun VOC Ditemukan Saat Pembangunan MRT Fase 2

Potret saluran kuno di jaman Batavia yang dibangun VOV di abad 17. Pipanisasi itu dibangun untuk menyalurkan air bersih bagi masyarakat Benteng Dalam (Sekarang Kawasan Kota Tua) yang populasinya berjumlah 3000 orang.
Potret saluran kuno di jaman Batavia yang dibangun VOV di abad 17. Pipanisasi itu dibangun untuk menyalurkan air bersih bagi masyarakat Benteng Dalam (Sekarang Kawasan Kota Tua) yang populasinya berjumlah 3000 orang. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol



PIKIRAN RAKYAT - Saluran air kuno di jaman Batavia ditemukan di kawasan Gelodok dalam proses pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) untuk Fase 2.

Arkeolog Senior Prof. Junus Satrio Atmojo mengatakan saluran air atau pipanisasi itu panjangnya mencapai 400 meter. Pipanisasi itu dulu dibangun VOC untuk menyalurkan air bersih bagi masyarakat Benteng Dalam (sekarang kawasan Kota Tua).

Jalur pipanisasi itu bermula dari persimpangan Glodok (tepat di samping Tea House). Saluran air itu dibangun untuk memberikan akses air bersih bagi masyarakat Benteng Dalam yang jumlah populasinya saat itu mencapai 3000 orang.

30 tahun setelah menduduki Sunda Kelapa, VOC membangun benteng pertahanan yang kuat dengan menutup seluruh wilayah kota dari daerah luar sekelilingnya, terdapat enam pintu masuk menuju kota di antaranya Nieuwpoort (Pintu Besar) di bagian selatan tempat ditemukannya sisa tembok kota.

Baca Juga: Cegah Stunting, Remaja Diimbau Jalani Pola Hidup Sehat dan Hindari Pernikahan Dini

Dia menjelaskan upaya antisipasi lingkungan kota yang kotor sebenarnya sudah dilakukan VOC sejak tahun 1730 dengan memasok air bersih dari arah selatan.

Ujung pipa (waterleiding) bermula di daerah Pancoran di suatu tempat bernama Water Plaats (kolam air) dan berakhir sekitar Pasar Ikan.

Saluran pipa juga melewati gedung Wali Kota (Stadhuis) dan Kastil Batavia (sekarang Area Museum Fatahilah)

“Kami senang karena menemukan sesuatu yang tidak pernah diduga tapi sedihnya karena menjadi lokasi pembangunan stasiun,” katanya saat ditemui di kawasan pembangunan MRT di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Selasa 20 September 2022.

Junus mengatakan karena terdampak pembangunan MRT, maka saluran air kuno yang kini telah menjadi relief itu terpaksa harus diangkat.

Saat ini kata dia pengangkatan relief saluran air kuno itu setengah dari panjang saluran sudah diangkat bagian per bagiannya.

Baca Juga: Rahasia di Balik Kepindahan Mantan Pemain Chelsea ke Real Madrid, Dibuat Hancur Oleh Saudaranya

“Bagaimana menjaga informasi dari masa lalu itu tidak hilang. Itu yang kita lakukan dengan MRT,” ucapnya.

Sementara Direktur Konstruksi PT MRT Silvia Halim mengatakan pihaknya tengah melakukan pemindahan objek cagar budaya tersebut satu per satu.

Nantinya temuan ini akan dipamerkan di museum yang akan dibangun di sekitar kawasan Stasiun Kota Tua.

"Kita keep supaya di kemudian hari rencananya mau kita display sehingga bisa mengedukasi masyarakat semua," ujarnya.

Dia mengatakan nantinya di Stasiun Kota akan dibangun galeri seperti museum yang akan dibangun di sekitaran kawasan Beos.

"Kondisi di bawah Plaza Beos akan kita bangun grand plaza entrance yang menghubungkan Beos dengan Stasiun Kota dengan Stasiun MRT dan di bawahnya ada jalur bawah tanahnya kan, di jalur ini kita akan tempatkan display area jadi galeri atau museum," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat