kievskiy.org

Rakit Kapal Tradisional untuk Susuri Jalur Rempah, Rp2 Miliar Dikucurkan Ditjen Diksi

Peletakan lunas kapal di PPNS Lamongan, Jawa Timur, Sabtu, 24 September 2022.
Peletakan lunas kapal di PPNS Lamongan, Jawa Timur, Sabtu, 24 September 2022. /Pikiran-Rakyat/Muhammad Ashari

PIKIRAN RAKYAT - Kemendikbud Ristek tengah merevitalisasi jalur rempah yang sempat membuat Indonesia terkenal pada masa kolonial lampau. Salah satu programnya adalah dengan melibatkan lembaga pendidikan vokasi untuk membuat dan merevitalisasi perahu dagang tradisional. Sebanyak Rp2 miliar dikucurkan untuk program tersebut.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengatakan, Indonesia merupakan negara bahari dan kepulauan yang persentase lautannya jauh lebih luas ketimbang daratan. Hal itu juga yang memunculkan banyaknya pelaut pada masa silam.

Bersamaan dengan itu, perahu atau kapal tradisional buatan sendiri juga telah terbukti tangguh mengarungi seluruh wilayah nusantara. Bahkan hingga kini, hadirnya perahu tradisional masih dibutuhkan sebagai moda transportasi antarwilayah di Indonesia, maupun yang banyak dipakai nelayan bekerja di lautan.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Penyakit yang Jadi Ancaman Saat Musim Hujan

Ia menambahkan, hal inilah yang menginisiasi "Revitalisasi Jalur Rempah" program Direktorat Jenderal Kebudayaan yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek.

"Program ini dilakukan dengan penanaman kembali berbagai jenis rempah, mengaktifkan kembali pelabuhan-pelabuhan bersejarah, serta revitalisasi kapal tradisional," katanya, Senin, 26 September 2022.

Menurutnya, melalui program ini, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMKN 3 Buduran diberi kesempatan untuk membangun kapal bersejarah yang pernah membuat Indonesia jaya pada masanya. PPNS membangun Kapal Pencalang dan SMKN 3 Buduran membangun Kapal Ijon-Ijon.

Baca Juga: Lukas Enembe Mangkir Lagi dari KPK, Kuasa Hukum: Tidak Memungkinan

Kapal Pencalang merupakan kapal dagang tradisional nusantara atau dalam sejarah disebut sebagai pantchiallang atau pantjalang. Sementara itu, Kapal Ijon-Ijon merupakan kapal ikan yang paling banyak digunakan oleh nelayan dengan kekhasan desain dan warna. Meski berbahan kayu, namun kapal tradisional tersebut nantinya akan dioperasikan secara modern dengan tetap mengedepankan warisan budaya bangsa sendiri.

Dana Rp2 miliar

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat