kievskiy.org

Ratusan Suporter Arema Meninggal Dunia, Bahaya Gas Air Mata Diungkap Pakar UM Surabaya

Ilustrasi gas air mata polisi saat kericuhan usai laga Arema vs Persebaya, FIFA sudah melarang penggunaannya.
Ilustrasi gas air mata polisi saat kericuhan usai laga Arema vs Persebaya, FIFA sudah melarang penggunaannya. /Twitter @PelatihBart Twitter @PelatihBart

PIKIRAN RAKYAT - Kericuhan suporter Arema FC terjadi usai tim kebanggaannya dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 dalam pertandingan Liga 1 yang digelar pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Kekalahan tim tuan rumah membuat Aremania turun ke lapangan setelah pertandingan berakhir. Sontak petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk mengurai massa yang turun ke lapangan.

Namun, banyak Aremania mengalami sesak napas dan jatuh pingsan saat berebut keluar area stadion akibat tembakkan gas air mata tersebut.

Menanggapi hal itu, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Dede Nasrullah mengungkapkan tentang bahaya atau resiko yang terjadi jika terkena gas air mata.

Baca Juga: Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian, Menurut Penelitian Departemen Keseahatan AS

Dede mengatakan bahwa gas air mata mengandung 3 kumpulan bahan kimia. Salah satu bahan yang sering digunakan adalah chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidene malononitrile (CS).

Bahan-bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernafasan, dan kulit.

"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor saraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih," kata Dede.

Selain itu, gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal dan panas pada kulit, serta penglihatan menjadi kabur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat