kievskiy.org

Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian, Menurut Penelitian Departemen Keseahatan AS

Ilustrasi gas air mata. Pasukan keamanan menembakkan gas air mata saat bentrokan terjadi di Beirut.
Ilustrasi gas air mata. Pasukan keamanan menembakkan gas air mata saat bentrokan terjadi di Beirut. /Tamara Saade / Al Jazeera

PIKIRAN RAKYAT - Terkena paparan gas air mata dalam waktu yang lama memungkinkan korban meninggal dunia, menurut penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat, CDC.

CDC melaporkan jika beberapa bagian pada tubuh terkena gas air mata dalam dosis tertentu, reaksi yang timbul bisa berdampak parah.

Penggunaan gas air mata dalam dosis besar terutama di tempat tertutup dapat menyebabkan efek parah yaitu; kebutaan, kematian karena luka bakar kimia di tenggorakan dan paru-paru, gagal pernapasan yang dapat mengakibatkan kematian.

Sementara untuk jangka panjang untuk tubuh apabila terkena gas air mata dapat menimbulkan masalah pernapasan seperti asma.

Baca Juga: Pertandingan Persib Bandung vs Persija Jakarta di BRI Liga 1 Pekan ke-11 Resmi Ditunda

Apa itu gas air mata?
Mengutip laman American Lung Association, gas air mata merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi kulit, pernapasan, dan mata.

Beberapa bahan kimia yang paling umum digunakan adalah chloroacetophenone (CN)—yang merupakan polutan udara beracun, chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR).

Gas air mata dianggap sebagai penyebab sebagian besar menurunnya kondisi kesehatan tubuh. Dalam beberapa kasus terdapat bukti adanya kecacatan permanen yang diakibatkan dari gas air mata.

Secara umum, paparan gas air mata dapat menyebabkan sesak, batuk, rasa tercekik. Selain itu juga rasa terbakar pada mata, mulut dan hidung, penglihatan kabur dan kesulitan menelan.

Baca Juga: IPW Desak Kapolri Cabut Sementara Izin Kompetisi yang Digelar PSSI

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat