PIKIRAN RAKYAT - El classico Indonesia Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang yang berlangsung pada Sabtu, 1 Oktober 2022 berakhir dengan skor 2-3.
Diduga tak terima karena tim kesayangannya kalah oleh rival bebuyutan, Aremania turun ke lapangan.
Aparat keamanan kemudian menembakkan gas air mata ke tribun yang menyebabkan para penonton panik dan saling berdesakan untuk keluar dari stadion.
Saat gas air mata ditembakkan, pintu stadion belum terbuka. Hal ini membuat banyak penonton yang terinjak-injak dan mengalami sesak napas.
Sebanyak 125 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka berat maupun ringan. Sebagian suporter tewas karena kekurangan oksigen dan terinjak-injak saat berhamburan menuju pintu keluar.
Para korban dirawat di RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, RSI Gondanglegi, RSU Wajak Husada, RSB Hasta Husada, dan RSUD Mitra Delima.
Baca Juga: Ucapan Menpora dan Ketum PSSI Timbulkan Kontroversi
Kerusuhan ini merupakan tragedi terbesar kedua dalam sejarah sepak bola dunia. Tragedi terbesar pertama terjadi pada 24 Mei 1964 yang menewaskan 325 orang pada laga Peru vs Argentina.