kievskiy.org

Generasi Muda Harus Sadar Bahaya dan Pencegahan Stunting

Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Gizi Optimal untuk Generasi Millenial yang diselenggarakan secara luring dan daring di Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (6/10).
Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Gizi Optimal untuk Generasi Millenial yang diselenggarakan secara luring dan daring di Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (6/10). /Kemenkominfo


PIKIRAN RAKYAT – Generasi muda harus sadar dan memahami bahaya dan pencegahan stunting. Pasalnya, stunting tidak hanya masalah pertumbuhan tinggi badan anak yang tidak maksimal atau kekerdilan, tetapi juga pertumbuhan otak yang tidak maksimal.

Demikian disampaikan Koordinator Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J. Indarto dalam Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Gizi Optimal untuk Generasi Millenial yang diselenggarakan secara luring dan daring di Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (6/10)

Marroli menjelaskan anak yang terlahir stunting selain akan bertubuh pendek, juga memiliki daya intelektual dan nalar yang rendah sehingga sulit bersaing, serta di usia tua menjadi rentan menderita obesitas dan memiliki penyakit komorbid seperti darah tinggi. Menghadapi bonus demografi di tahun 2030, generasi muda saat ini perlu memahami stunting agar anak yang akan mereka lahirkan nantinya adalah anak-anak yang berkualitas.

“Investasi terbesar negara adalah Sumber Daya Manusia, kalian adalah harapan masa depan bangsa. Stunting tidak hanya masalah kerdil tetapi pertumbuhan otak yang tidak maksimal” katanya.

Baca Juga: Longgarkan Hukuman, Joe Biden Umumkan Warga AS Tidak Harus Dipenjara Jika Memiliki Ganja

Salah satu pencegahan stunting yang dapat dilakukan adalah menerapkan pola makan gizi seimbang. Selain itu juga perlu memperhatikan porsi makan agar tidak ada makanan yang terbuang atau food waste.

“Penting juga harus memperhatikan food waste, dalam hal ini penting untuk merencanakan makanan yang cukup. Apabila kita memanfaatkan makanan dengan baik maka kita sudah berperan untuk menutup kebutuhan makan masyarakat yang lain,” katanya.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Utara, Dianto Tino Tandaju, mengatakan pentingnya generasi muda untuk melakukan pencegahan stunting dengan pola hidup sehat. "Makanan sebetulnya bukan hanya pemenuhan rasa lapar, namun juga berpengaruh terhadap setiap organ-organ tubuh yang ada di dalam diri kita," jelasnya.

Menurut Dianto, banyak masyarakat yang belum terinformasi tentang kadar gizi seimbang, seperti kandungan garam dan gula yang boleh dikonsumsi sehari-hari semenjak masih kanak-kanak. Akibatnya, setelah tumbuh dewasa, banyak anak muda sudah terjangkit berbagai penyakit seperti diabetes dan hipertensi akibat pola makan yang tidak sesuai.“Banyak pemahaman-pemahaman (tentang informasi gizi seimbang, red) tidak sampai kepada masyarakat luas. Di kampus pun tidak banyak informasi tentang makanan bergizi,” ujar Tino.

Untuk mengetahui kondisi kadar gizi di tubuh, pakar nutrisi yang juga Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association Rita Ramayulis mengatakan salah satu langkah termudah yang dapat dilakukan adalah dengan menimbang berat badan dan menyesuaikan dengan tinggi badan. Berat badan yang kurang maupun berlebih dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, seperti kehamilan yang beresiko, diabetes, serta hipertensi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat