kievskiy.org

Budaya 'Kawin Tangkap' di Sumba yang Disorot Ketua DPRD NTT, Politisi PDIP: Segera Hentikan

Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur yang juga politisi PDIP, Emilia Nomleni.
Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur yang juga politisi PDIP, Emilia Nomleni. /Antara Foto/ Kornelis Kaha Antara Foto/ Kornelis Kaha

PIKIRAN RAKYAT - Budaya "kawin tangkap" selama ini masih jadi kebiasaan dari warga Pulau Sumba.

Namun, budaya itu kini disorot Ketua DPRD Nusa Tenggara Timur yang juga politisi PDIP, Emilia Nomleni.

Sang ketua wakil rakyat itu meminta praktik "kawin tangkap" di Pulau Sumba atas nama apapun harus segera dihentikan.

Baca Juga: Ghea Youbi Unggah Kata Mutiara, 'Belajarlah dari Bulu Ketek', WAGs Persib Ini Beri Penjelasan Begini

Dia menilai, "kawin tangkap" merupakan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Bagi saya praktik kawin tangkap atas nama apapun harus segera dihentikan karena ini
merupakan tindakan melanggar hukum dan merupakan kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya seperti diberitakan ANTARA, Senin, 22 Juni 2020.

Ia mengatakan, bisa saja praktik kawin tangkap di Sumba itu tidak hanya terjadi pada
perempuan, tetapi juga pada anak, karena memang tidak pernah tahu perempuan-perempuan yang diculik saat sedang berada di tempat umum atau di tempat kost itu perempuan yang masih di bawah umur.

Kawin tangkap bagi masyarakat di pedalaman Pulau Sumba, seperti di wilayah Kodi dan juga
Wawewa menganggap hal tersebut ada budaya turun temurun yang tak bisa dihilangkan walaupun hal tersebut merendahkan martabat kaum perempuan di daerah itu.

Politisi PDIP itu mengatakan, terjadinya kesepakatan nikah antar orang tua kedua belah pihak, tanpa ada persetujuan dengan anak perempuannya saja sudah melanggar hukum apalagi ini dilakukan tanpa ada persetujuan antar orang tua dan si perempuan yang diculik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat