kievskiy.org

Bobol BNI Rp1,7 T dan Lolos Hukum, Yasonna: Ada Negara Eropa yang Tak Mau Maria Pauline Diekstradisi

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kanan) bersama buronan pembobol Bank BNI Maria Pauline Lumowa (kiri depan) di dalam pesawat dalam perjalanan dari Serbia menuju Indonesia, Rabu 8 Juli 2020.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kanan) bersama buronan pembobol Bank BNI Maria Pauline Lumowa (kiri depan) di dalam pesawat dalam perjalanan dari Serbia menuju Indonesia, Rabu 8 Juli 2020. /ANTARA/Kementerian Hukum dan HAM

PIKIRAN RAKYAT - Sebagian besar publik mungkin sudah mulai lupa dengan aksi pembobolan bank BNI sebesar Rp1,7 triliun yang melibatkan wanita kelahiran Paleloan, Sulawesi Utara, pada 27 Juli 1958, Maria Pauline Lumowa.

Seperti belut, wanita kelahiran Sulawesi Utara itu selalu berhasil lolos dalam pengejaran. Sebelum akhirnya diekstradisi Maria sempat buron selama 17 tahun dalam pengejaran.

Diketahui, Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pelaku pembobolan kas Bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif.

Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dolar AS dan 56 juta Euro atau sama dengan Rp1,7 Triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.

Baca Juga: Resmi Ajang MotoGP Amerika 2020 Dibatalkan, Sisakan 13 Seri

Aksi PT Gramarindo Group diduga mendapat bantuan dari 'orang dalam' karena BNI tetap menyetujui jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd., Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd., dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi Bank BNI.

Pada Juni 2003, pihak BNI yang curiga dengan transaksi keuangan PT Gramarindo Group mulai melakukan penyelidikan dan mendapati perusahaan tersebut tak pernah melakukan ekspor.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Bergerak Perlahan dalam Hubungan Asmara dan Tak Mau Terburu-buru

Dugaan L/C fiktif ini kemudian dilaporkan ke Mabes Polri, namun Maria Pauline Lumowa sudah lebih dahulu terbang ke Singapura pada September 2003 alias sebulan sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh tim khusus yang dibentuk Mabes Polri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat