PIKIRAN RAKYAT - Ditunjuknya Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI yang baru dinilai tepat.
"Kita sangat mendukung keputusan presiden dalam mengusulkan calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono," ucap mantan Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Jay Okta.
Jay menyebut Laksamana Yudo sebagai pelaut yang tangguh sehingga tepat menjadi panglima TNI mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
Indonesia sebagai negara kepulauan, menurutnya, sangat membutuhkan pelaut yang berpengalaman lama.
Baca Juga: UMK Kabupaten Bandung 2023 Diusulkan Dadang Supriatna Naik 10 Persen, Tembus Rp3,5 Juta
"Hal itu bisa dilihat dari tongkat komando yang dipegang Yudo selama ini, sangat jelas sebagai pelaut ulung," kata Jay.
Menurutnya, sosok Yudo merupakan prajurit tekun dan komandan yang telaten. Jay juga yakin sinergitas TNI dengan Polri bisa lebih kuat ke depannya.
"Yudo dekat dengan prajurit dan masyarakat sipil. Kebutuhan prajurit dan cara bergaul dengan masyarakat, Beliau paham betul. Beliau juga humanis," katanya.
Oleh karena itu, Jay meyakini Laksamana Yudo mampu mengimbangi etos kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai humanis dan sering turun di tengah-tengah masyarakat.
Baca Juga: Kabupaten Bandung Akan Terapkan Tilang Elektronik Mulai 4 Desember, 8 Jenis Pelanggaran Jadi Sasaran
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang selama ini sudah menjaga NKRI dengan baik.
Hasil rapat internal Komisi I DPR RI telah menyetujui Laksamana Yudo sebagai Panglima TNI setelah menjalani rangkaian uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI.
"Setelah mempertimbangkan pandangan fraksi dan anggota, maka Komisi I DPR RI memberikan persetujuan pengangkatan Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI," ucap Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid.
Meutya menjelaskan bahwa seluruh fraksi DPR telah menyatakan setuju atas pengangkatan Yudo sebagai Panglima TNI.
Baca Juga: Korban Jiwa Akibat Gempa Bumi Cianjur Bertambah Menjadi 331 Orang
Hal itulah yang menjadi alasan dalam rapat internal Komisi I DPR tidak dilakukan pemungutan suara.
"Saat sesi pendalaman, beliau (Yudo) menjawab pertanyaan dari sembilan fraksi. Lalu kami melakukan rapat internal Komisi I DPR," ujar Meutya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 3 Desember 2022.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Komisi I DPR juga mengapresiasi dedikasi Jenderal Andika karena dinilai telah memajukan institusi TNI.***