PIKIRAN RAKYAT - Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka melaporkan munculnya wabah leptospirosis di sejumlah wilayah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur selama dua bulan terakhir. Setidaknya ada tiga orang warga dilaporkan meninggal dunia akibat tertular penyakit ini.
Didik Eka mengaku pihaknya tengah menangani wabah leptospirosis dengan memberi perawatan medis pada pasien yang terinfeksi dan melakukan pelacakan wabah menular untuk mencegah angka kenaikan kasus. Ada pun tracing digelar di lingkungan yang sebelumnya ditemukan pasien bergejala.
"Sejak akhir 2022 (November-Desember 2022, red.) hingga awal Januari ini sudah ada tiga warga meninggal akibat leptospirosis," kata dia.
Sebaran leptospirosis teridentifikasi di Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut dengan satu orang meninggal, Desa Punjul, Kecamatan Karangrejo (satu orang meninggal), dan Desa Dono, Kecamatan Sendang (tiga terjangkit dan satu di antaranya meninggal dunia). Terbaru, kasus leptospirosis ditemukan di Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung.
Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung mengatakan beberapa pasien yang tewas sebelumnya terindikasi memiliki riwayat penyakit lain, sehingga ketika terinfeksi leptospirosis tubuhnya alami gejala yang lebih parah.
Dikatakan Didik, leptospirosis sendiri ditularkan oleh binatang ternak berkaki empat dan berasal dari kencing tikus. Bakteri yang terkandung di dalamnya masuk ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka. Bisa jadi, kencing tikus masuk ke tubuh manusia lewat manakan yang terkontaminasi oleh kotorannya.
"Masuknya lewat luka terbuka atau melalui makanan," katanya.
Untuk menekan banyaknya korban jiwa, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung mengimbau agar masyarakat segera pergi ke dokter atau pusat layanan medis ketika merasakan gejala-gejala leptospirosis.