kievskiy.org

70 Pekerja PT GNI Ditahan Polisi, Buntut Bentrokan Berdarah yang Tewaskan 2 Orang

Ilustrasi bentrokan. Bupati Morowali tanggapi kerusuhan yang terjadi di smelter 2 PT GNI.
Ilustrasi bentrokan. Bupati Morowali tanggapi kerusuhan yang terjadi di smelter 2 PT GNI. /Pixabay/Fajrul_Falah Pixabay/Fajrul_Falah

PIKIRAN RAKYAT – Bentrokan yang terjadi di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 14 Januari 2023 siang memakan korban. Dilaporkan ada dua orang tewas dalam kejadian tersebut, satu pegawai merupakan warga lokal, dan satunya merupakan warga negara asing (WNA).

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, bentrokan tersebut berawal dari aksi mogok kerja yang dilakukan pekerja PT GNI. Selain dua pekerja yang tewas. Terdapat tiga orang yang dilaporkan mengalami luka-luka.

Melansir Tribrata News, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol. Didik Supranoto, S.I.K mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah menahan 70 pekerja yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Usai mendapatkan laporan soal bentrokan, petugas keamanan gabungan dari Polri dan TNI langsung menuju lokasi.

Polisi sampai mengeluarkan kendaraan taktis hingga menembakkan gas air mata untuk menghentikan bentrokan tersebut. Saat ini Polda Sulawesi Tengah masih menunggu hasil pemeriksaan dari Tim Laboratorium Forensik Polri Cabang Makassar.

Baca Juga: Bentrokan Maut TKI dan TKA China di Pabrik Smelter PT GNI Sulteng Diduga Berawal dari Unjuk Rasa

Bupati Morowali Utara (Morut) Delis Julkasson Hehi juga mengecam bentrokan yang memakan korban jiwa tersebut. Dia juga mengecam para provokator yang maemperkarah unjuk rasa oleh pekerja PT GNI tersebut.

“Saya sangat menyesalkan bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain,” kata Delis, dikutip dari Antara.

Saat bertemu dengan awak media, Delis membantah isu soal pemicu kericuhan yang ditandai dengan pengrusakan, pembakaran, dan penjarahan dipicu oleh penganiayaan oknum tenaga kerja asing (TKA) pada tenaga kerja Indonesia (TKI). Dia pun berharap kepolisian bisa menangani dengan baik kasus tersebut.

“Kami tidak ingin suasana tenteram dan damai yang selama ini terjaga di Morut, dirusak oleh para provokator. Kami menginginkan kehadiran investor untuk mengelola potensi daerah bagi kesejahteraan masyarakat,” ucap Delis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat