kievskiy.org

Pengakuan Ayah yang 2 Putrinya jadi Korban Kanjuruhan: Laporan Ditolak Polisi dan Diintimidasi Pemdes

Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan. /Twitter.com/@PelatihBart Twitter.com/@PelatihBart

PIKIRAN RAKYAT - Devi Athok Yulfitri, ayah dari Natasya Ramadani dan Naila Angraini, dua Aremanita yang jadi korban tewas Tragedi Kanjuruhan bertemu dengan komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) untuk menyampaikan informasi yang menurutnya tidak sesuai fakta.

Menurut Athok, ketimpangan tersebut, misalnya, adalah data jumlah korban meninggal dunia. Diberitakan 135 orang tewas dalam tragedi ini, tetapi menurut informasi yang didapatnya dari Komnas HAM, jumlah korban tewas mencapai lebih dari 200 orang.

“Tapi ya itu, mereka belum punya keberanian untuk mengungkapkan semua ini dan memang itu benar kalau di atas 200 benar. Kayak yang saya temui di jalan itu, yang dibawa-bawa pulang kan banyak, yang gak didata di rumah sakit,” ujarnya.

Menurut keterangannya, ada korban tewas yang digotong lalu dibonceng menggunakan motor maupun dengan pick up. Hal itu dilakukan karena tidak ada respons dari rumah sakit yang sudah menampung banyak korban.

Baca Juga: 115 Hari Tragedi Kanjuruhan, Korban Selamat Butuh Uluran Pemerintah Biayai Pengobatan Lanjutan

Oleh karena itu, ia menuntut Komnas HAM agar berani mengungkap jumlah korban tewas yang sebenarnya jika memang masih peduli dengan rakyat.

“Saya tuntut untuk bantulah kalau memang negara Indonesia ini masih peduli dengan hukum dan membela rakyat. Kan mereka makan uang rakyat, harusnya dia membantu kita sebagai rakyat,” tuturnya di kanal YouTube Novel Baswedan.

Meskipun ada ketakutan, setelah tragedi Kanjuruhan, Athok pernah melapor ke dua kantor polisi, tetapi laporan yang dia ajukan ditolak.

Saat melapor, ia belum didampingi oleh penasihat hukum. Hal itu membuatnya stres dan tidak makan selama empat hari. Ia juga mengaku hanya bisa tidur sejam sehari.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat