kievskiy.org

Ribuan Ton Limbah Elektronik Ancam Kesehatan Anak-anak yang Jadi Pemulung, Paling Banyak Sampah TV

Ilustrasi e-waste atau limbah elektronik.
Ilustrasi e-waste atau limbah elektronik. PIXABAY/INESby

PIKIRAN RAKYAT - Save the Children merisil hasil riset Circular Geniuses yang membahas limbah elektronik. Dalam riset tersebut menunjukan total potensi limbah elektronik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mencapai 5.651 ton per tahun.

Menurut mereka, limbah elektronik ini sangat berbahaya bagi pemulung, khususnya anak-anak. Sebab, masih banyak anak-anak yang harus ikut bekerja sebagai pemulung di Makassar.

Anggota Save the Children, Troy Pantouw menyebutkan faktor utama anak-anak ikut dalam pengumpulan sampah di Makassar karena faktor ekonomi.

"Riset kami jelas memaparkan bahwa faktor ekonomi menjadi alasan utama orang tua memaksa anak-anak mereka bekerja sebagai pemulung. Hal ini menjadi lebih parah ketika anak-anak bekerja di sektor informal limbah elektronik karena hal itu tentu mengancam kesehatan dan keselamatan anak-anak," ungkapnya.

Baca Juga: Hino Luncurkan Truk Baru, Diklaim Aman Angkut Limbah yang Berbahaya

Sampah elektronik merupakan jenis limbah dengan pertumbuhan paling cepat di dunia, bahkan berpotensi menjadi sampah terbanyak kedua setelah limbah plastik dan tekstil.

Tidak jarang anak-anak pemulung juga terlibat dalam proses pemilahan yang tidak aman, misalnya, membakar plastik secara terbuka hingga membongkar komponen papan sirkuit dengan cara yang tidak aman.

Kondisi tersebut diperparah dengan tidak dilengkapinya mereka dengan peralatan keselamatan yang tepat sehingga dapat mengekspos diri mereka terhadap bahaya keselamatan dan kesehatan.

Tiga kecamatan di Makassar yang memiliki limbah elektronik terbesar adalah Kecamatan Makassar, Mamajang, dan Mariso.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat