PIKIRAN RAKYAT - Rektor Universitas Udayana (Unud) Bali, Prof I Nyoman Gde Antara menjadi tersangka kasus maling uang rakyat (korupsi) dana sumbangan mahasiswa baru. Nyoman diduga melakukan korupsi dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) dari mahasiswa baru angkatan 2018/2019 sampai 2022/2023.
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Bali A Luga Harlianto mengatakan Nyoman bersama tiga orang lainnya yakni IKB, IMY, dan NPS ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan penyidikan yang dilakukan Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Bali.
Penggeledahan dan penyidikan kasus ini sebenarnya sudah berjalan sejak 24 Oktober 2022. Tapi kala itu, tindakan penyidik baru sebatas meminta keterangan saksi, pendapat ahli, melakukan penggeledahan maupun penyitaan terhadap dokumen-dokumen terkait.
"Semuanya itu dilakukan untuk mencari, serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya," ujar Luga seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.
Baca Juga: Daftar Lengkap Koleksi Mobil Menteri Kabinet Jokowi, Luhut Punya Mobil Mewah Lexus
I Nyoman Gde Antara ditetapkan sebagai tersangka karena berbagai alat bukti seperti keterangan saksi, keterangan ahli dan surat, serta alat bukti petunjuk. Rektor Udayana ini diduga merugikan negara hingga Rp443,9 miliar akibat tindakan yang ia lakukan.
Perlu diketahui semenjak menjadi Rektor Udayana, I Nyoman Gde Antara sudah berhasil mengumpulkan harta dalam jumlah banyak. Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2021, harta dari Nyoman Gde Antara mencapai Rp6,12 miliar.
Harta tersebut terbagi menjadi beberapa bentuk. Salah satu yang cukup besar adalah koleksi kendaraan yang dimiliki sang rektor.
Baca Juga: Masih SMP Jadi Pengedar Narkoba, Anak Lilis Karlina Punya Kaki Tangan Berusia 26 Tahun