kievskiy.org

Dunia Pendidikan Tercoreng Buntut Kasus Korupsi Rektor Universitas Udayana, Rugikan Rp443 M

Ilustrasi perguruan tinggi.
Ilustrasi perguruan tinggi. /Pixabay/McElspeth

PIKIRAN RAKYAT – Teolog dan penulis buku Major British Writers Vol 1, Clive Staples Lewis mengatakan, “Pendidikan tanpa nilai, seberapa bergunanya itu, tampaknya hanya akan menciptakan seorang iblis yang lebih pintar.”

Sebaris kalimat itu tampaknya layak disematkan kepada sejumlah oknum yang berada di lingkungan pendidikan kita saat ini, yang tidak mampu menjaga martabat sebagai pendidik yang memiliki taring integritas dan moralitas.

Pendidikan sejatinya dilihat sebagai sebuah seni untuk menjinakkan kebodohan dengan ilmu dan pengetahuan bagai seorang matador saat menundukan banteng. Plato menyebut arti pendidikan sebagai penjaga akal dan jasmani guna memperkukuh kebijakan serta memperhalus perasaan. Lain dari itu kita sepakat, tidak.

Di Indonesia, soal pengertian dasar pendidikan dan tujuannya tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis, bukan sebaliknya.

Baca Juga: Anggota DPR Sebut Pengawasan Internal di Kemenkeu Kurang karena Sri Mulyani Sibuk

Sampai di situ, awalnya berjalan lancar. Pendidikan diciptakan guna menjadikan orang tersebut memiliki fungsi dan nilai jika sudah terjun ke tengah lingkungan akademis.

Modal itu bisa diartikan sebagai ‘utusan Tuhan’ dalam memberikan ‘wahyu’ bernama ilmu pengetahuan bagi mereka yang membutuhkan yang dalam konteks ini siswa.

Meski demikian, seiring waktu fungsi dan nilai pendidikan kian centang prenang saat dibebani kepada mereka yang justru dianggap sebagai insan akademik (pengajar) yang dalam bulan-bulan terakhir sering berulah merugikan banyak pihak alias korupsi secara berjamaah.

Absurdnya situasi yang tidak bersahabat tersebut dilakukan oleh sekelompok orang yang justru duduk di barisan garda depan dunia akademik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat