PIKIRAN RAKYAT – Kematian Dokter Mawartih Susanty atau Dokter Mawar, satu-satunya dokter spesialis paru-paru di Nabire Papua Tengah, masih menjadi misteri. Jasad dokter tersebut ditemukan pada Kamis, 9 Maret 2023 dengan kondisi mulut penuh busa dan lebam di sejumlah bagian tubuhnya.
Dokter Mawar ditemukan tewas tak bernyawa oleh sopir sekaligus perawat yang mendampinginya di rumah dinasnya sendiri. Publik, terutama tenaga kesehatan (nakes) mendesak transparansi kasus yang menimpa kolega mereka di daerah paling timur Indonesia itu.
Saat ini kepolisian juga tengah mendalami kasus kematian tak wajar Dokter Mawar di Papua ini. Pendalaman kasus dimulai dengan adanya olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sejumlah saksi.
“Saat ini Polda Papua sudah melakukan olah TKP sebanyak 6 kali, dan melakukan pemeriksaan terhadap 28 saksi diambil keterangannya,” ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
Baca Juga: Misteri Kasus Kematian Dokter Mawar di Papua, Dokter Paru: Ada Ketidakwajaran
“Kemudian tentu penyidik sudah mengumpulkan bukti-bukti, salah satunya rekaman kamera pengawas atau CCTV,” katanya menambahkan.
Hasil autopsi dan pemeriksaan forensik masih belum keluar. Jika sudah ada hasilnya, penyidik disebut bisa mengambil kesimpulan secara menyeluruh terkait kematian tragis Dokter Mawar.
Saksi pertama, yakni M (32) perawat dan sopir korban, awalnya menjemput Dokter Mawar untuk diantar ke apotek Pelita, untuk praktik. Namun saat saksi sudah menunggu di luar rumah agak lama, Dokter Mawar tak kunjung keluar.
M kemudian memutuskan untuk menghubungi Dokter Mawar lewat telepon genggam. Namun panggilan M tersebut juga tak kunjung direspons oleh korban, dia lalu menghubungi dua perawat yang bekerja di Apotek Pelita berinisial RR dan F.