kievskiy.org

Kronologi Anak Bunuh Ibu di Malang: Perkara Tanah Membawa Petaka, Korban Bersimbah Darah saat Ditemukan Warga

Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan. /Pixabay/Publicdomainpicture

PIKIRAN RAKYAT - Polisi mengungkapkan kronologi seorang anak di Malang, Jawa Timur, yang menghabisi nyawa ibu kandungnya yang baru pulang dari Hong Kong. Kejadian bermula saat Polsek Gondanglegi mendapat laporan warga terkait adanya seorang perempuan paruh baya tergeletak bersimbah darah di depan rumahnya pada Sabtu, 15 April 2023 sekira pukul 9.15 WIB.

Menanggapi laporan tersebut, polisi pun langsung mengamankan lokasi di Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Petugas juga melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang mengetahui kejadian di lokasi.

Kemudian, dalam kurun waktu satu jam polisi berhasil menangkap tersangka berinisial DHC (27) yang merupakan anak kandung dari korban S (47). Polisi juga menyita sebilah pisau dapur yang digunakan oleh pelaku untuk melancarkan aksinya.

“Penangkapan tersangka pembunuhan tersebut berawal dari laporan warga yang menemukan korban tergeletak dengan sejumlah luka di halaman rumahnya,” ujar Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana melalui Kasi Humas IPTU Ahmad Taufik, Sabtu, 15 April 2023.

Baca Juga: Balikpapan Geger, Ibu dan Anak Tewas Membusuk di Kamar Guest House

Lebih lanjut, di hadapan penyidik Polsek Gondanglegi, tersangka DHC mengakui semua perbuatannya. Korban yang sebelumnya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hong Kong, pulang ke rumah dan tinggal bersama pelaku sejak 1 April 2023.

Beberapa hari sebelum kejadian, sang ibu mengatakan akan berbisnis tanam tebu dan menyuruh pelaku mencari pemilik lahan tebu yang akan disewa. Pelaku sudah mencarikan 2 kali, tetapi tidak ada yang cocok terkait harga dan masa sewa lahan.

Puncaknya pada Jumat, 14 April 2023 sekira pukul 19.00 WIB, pelaku terlibat cekcok dengan korban. Korban memarahinya dan mengungkit permasalahan uang yang pernah dikirimkan secara bertahap kepada pelaku semenjak menjadi TKW.

Rencananya, uang tersebut hendak dibelikan sebidang tanah sebagai hasil jerih payah merantau di negeri orang. Namun, petaka terjadi ketika korban mengetahui tanah yang diimpikannya tidak pernah dibeli oleh pelaku, sedangkan uang yang dikirim setiap bulan kepada pelaku telah habis tak bersisa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat