kievskiy.org

Menag Yaqut Soal Kemungkinan Tanggal Hari Raya Berbeda: Malah Harus Bersyukur Karena Lebarannya Berkali-kali

Menag Yaqut Cholil Qoumas saat mengecek salah satu penyedia katering bagi jemaah haji pada Rabu, 13 Juli 2022.
Menag Yaqut Cholil Qoumas saat mengecek salah satu penyedia katering bagi jemaah haji pada Rabu, 13 Juli 2022. /Pikiran-Rakyat/M.Arief Gunawan

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas menanggapi adanya kemungkinan perbedaan tanggal Lebaran 2023 di Indonesia. Menurutnya, Idul Fitri kali ini yang bertepatan dengan perayaan Hari Kartini adalah hadiah untuk perempuan Indonesia.

Dengan semangat Hari Kartini di Lebaran 2023, Menag Yaqut Cholil Qoumas berharap kaum perempuan di Indonesia bisa makin berani, berdaya dan merdeka. Hal itu sejalan dengan pesan dalam Idul Fitri untuk memerdekakan diri.

Menag Yaqut Cholil Qoumas bersyukur dengan adanya perbedaan tanggal Lebaran 2023 tersebut, hingga bisa menjadikan momen tersebut bertepatan dengan Hari Kartini. Dia juga menyebut peran seorang ibu sangatlah besar dalam kehidupan.

“Alhamdulillah, sebagian saudara-saudara kita akan merayakan Idul Fitri bertepatan dengan Hari Kartini. Ini adalah hadiah untuk perempuan Indonesia,” ucap Yaqut.

Baca Juga: Jelang Lebaran 2023, 62.452 Kendaraan Tinggalkan Jakarta Melalui Gerbang Tol Cikampek Utama

“Ada alasan mengapa Indonesia disebut sebagai Ibu Pertiwi, yakni karena peran seorang ibu juga kaum perempuan sangat menentukan kemajuan negeri ini,” katanya menambahkan.

Selain itu, perbedaan tanggal Lebaran 2023 adalah hal yang sangat biasa di mata Yaqut. Pasalnya, Indonesia adalah negara yang terbentuk dari budaya yang beragam, sehinggal hal tersebut wajar-wajar saja.

Namun perlu diperhatikan bahwa perbedaan tersebut tak boleh menjadi perpecahan antar umat beragama. Butuh kebijaksanaan untuk menyikapi perbedaan tanggal Hari Raya tersebut.

“Indonesia berdiri juga karena berbeda, bukan karena sama, yang terpenting adalah bagaimana kita merayakan Lebaran yang berbeda itu untuk saling menghormati, jangan buat ikhtilaf (perbedaan) ini menjadi iftiraq (perpecahan),” kata Yaqut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat